Kerajaan Makassar mengalami kehancuran pada abad ke-18 sebagai akibat dari serangkaian peristiwa sejarah dan konflik dengan kekuatan luar. Beberapa faktor utama yang menyebabkan kehancuran Kerajaan Makassar antara lain:
- Perang Gowa-Belanda (1667-1669):
- Salah satu faktor utama adalah perang antara Kerajaan Gowa di Makassar dan Belanda yang dikenal sebagai Perang Gowa-Belanda. Perang ini dimulai pada tahun 1667 dan berakhir pada tahun 1669.
- Belanda berusaha untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut, dan konflik ini menjadi semakin intens. Pada akhirnya, Belanda berhasil memenangkan perang ini, dan Makassar terpaksa menyerahkan beberapa wilayah dan keuntungan ekonomi kepada Belanda.
- Persekutuan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dengan Bugis:
- Belanda membentuk persekutuan dengan suku Bugis yang merupakan sekutu tradisional Makassar. Bugis dan Belanda bersama-sama melancarkan serangan terhadap Makassar, dan pada tahun 1669, Gowa menandatangani perjanjian yang memberi keuntungan ekonomi kepada Belanda dan Bugis.
- Kekalahan pada Perang Celebes (1669-1670):
- Setelah Perang Gowa-Belanda, terjadi konflik lebih lanjut yang dikenal sebagai Perang Celebes. Gowa berusaha untuk memulihkan kekuatannya, tetapi Belanda bersama dengan sekutu-sekutunya (termasuk Bugis) berhasil mengalahkan Gowa.
- Pemberontakan di Makassar (1747):
- Pada tahun 1747, terjadi pemberontakan di Makassar yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan Belanda dan sistem monopoli perdagangan yang memberatkan.
- Meskipun pemberontakan ini awalnya berhasil mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, namun Belanda berhasil meredam pemberontakan tersebut.
- Pembubaran Kerajaan Gowa (1669):
- Akibat dari perang dan konflik yang terus berlanjut, Belanda pada akhirnya membubarkan Kerajaan Gowa pada tahun 1669. Pemerintahan pusat Makassar kehilangan kendali atas wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasainya.
- Intrik dan Konflik Internal:
- Intrik-intrik politik dan konflik internal di antara kelompok-kelompok di Makassar juga menjadi faktor yang melemahkan daya tahan kerajaan.
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut, termasuk konflik dengan Belanda, persekutuan Bugis-Belanda, kekalahan militer, dan pemberontakan internal, mengakibatkan kehancuran Kerajaan Makassar pada abad ke-18 dan mengakhiri masa kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di wilayah Sulawesi Selatan.