5 Pendekatan Pembelajaran untuk Balita antara 1 – 2 tahun

5 Pendekatan Pembelajaran untuk Balita antara 1 – 2 tahun

Saat bayi bertransisi ke tahap balita; mereka mulai secara alami ingin tahu tentang segala sesuatu di sekitar mereka. Inilah saatnya, ketika orang tua benar-benar dapat meningkatkan konsep belajar balita dengan membantu mereka mengadopsi berbagai pendekatan pembelajaran seperti, pemecahan masalah dan imajinasi, di antara beberapa lainnya.

Balita yang berusia antara 1-2 tahun memiliki sifat yang melekat pada rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu sehingga tahap ini dianggap cocok untuk membentuk sikap mereka terhadap belajar. Semakin cepat balita mengembangkan kecenderungan belajar, semakin mudah bagi mereka untuk beralih ke sekolah. Beberapa balita secara alami dapat mengembangkan keterampilan belajar melalui menonton, bermain, mendengarkan atau berbicara sementara yang lain mungkin memerlukan lingkungan yang terstruktur untuk hal yang sama. Berikut adalah beberapa pendekatan untuk belajar untuk membantu anak Anda belajar:

1. Keingintahuan dan Ketajaman

Saat balita mulai menjelajahi dunia di sekitar mereka, mereka menjadi lebih ingin tahu dan ingin belajar lebih banyak lagi. Balita bertepuk tangan, menunjuk mainan, mencoba membaca buku, bertanya ‘apa’ atau tersenyum pada seseorang adalah tanda-tanda bahwa mereka bersedia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang aktivitas, orang, atau objek tertentu yang mereka minati. Pada saat seperti itu, orang tua dapat merangsang balita dengan membuktikan pengalaman sensorik seperti, memberi mereka mainan berwarna-warni untuk dimainkan, mengajukan pertanyaan terbuka atau menunjukkan buku bergambar.

2. Imajinasi dan Penemuan

Balita memiliki imajinasi liar yang memupuk kreativitas mereka dan memunculkan penemu di dalamnya. Mereka mungkin sering menemukan kegunaan inovatif dari suatu objek; mereka mungkin menggunakan sendok sebagai tongkat drum atau mengubah botol plastik menjadi mainan. Anda mungkin menawarkan mereka krayon untuk mewarnai gambar, tetapi mereka mungkin akan mencoret-coret dinding. Untuk memberi sayap pada pembelajaran balita melalui penerbangan fantasi, biarkan mereka bereksplorasi secara bebas dengan objek dan bahan yang berbeda, dan perkenalkan mereka pada pengalaman sensorik yang berbeda melalui sentuhan dan perasaan. Anda bahkan dapat melibatkan mereka dalam drama pura-pura menggunakan musik, tarian, atau drama, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, ‘ke mana perginya matahari di malam hari?

Imajinasi dan Penemuan

3. Inisiatif dan Keyakinan

Membantu balita untuk memulai suatu kegiatan dapat membangun kepercayaan diri mereka dalam mengambil risiko atau mencoba sesuatu yang baru. Anak-anak cenderung untuk mengeksplorasi lebih banyak ketika mereka berada di luar ruangan atau bergerak dalam lingkaran sosial. Gerakan non-verbal sederhana seperti makan sendiri dan membuka baju sendiri atau menyuarakan pilihan atas makanan ringan adalah pencapaian kecil yang dibanggakan balita. Untuk menerjemahkan pencapaian ini ke dalam konsep belajar, orang tua dapat meningkatkan waktu interaksi sosial anak, memuji perilaku baik mereka, bawa mereka ke taman untuk bermain atau libatkan mereka dalam pembicaraan eksplorasi.

4. Perhatian dan Kegigihan

Balita kecil biasanya suka mengulangi kegiatan yang mereka sukai atau kuasai. Misalnya, mereka mungkin ingin bermain dengan balok bangunan berulang kali, melompat-lompat dari sofa atau mendengarkan cerita yang sama setiap malam sebelum tidur. Melalui tindakan ini, balita belajar untuk fokus untuk jangka waktu yang lebih lama atau melakukan upaya yang gigih untuk menyelesaikan tugas yang ada. Bagaimana orang tua dapat mendukung balita adalah dengan tidak terburu-buru dari pengalaman menarik mereka dan bahkan membujuk mereka untuk mengulangi kegiatan tersebut.

5. Berpikir Logis dan Pemecahan Masalah

Balita menemukan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan sesuatu, menyelesaikan masalah mereka atau mengomunikasikan kebutuhan mereka. Mereka mungkin membuka lemari dan menunjukkan gaun, menemukan sapu untuk mengambil bola dari bawah meja atau membuat gerakan untuk meminta bantuan. Semua tindakan ini memicu pemikiran logis balita dan mendorong mereka untuk menemukan strategi untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, untuk membantu anak Anda mempelajari keterampilan memecahkan masalah, biarkan mereka mengambil risiko dan melakukan segala sesuatunya dengan cara mereka sendiri, sampai menurut Anda intervensi diperlukan. Balita mungkin menghadapi tantangan dalam pendekatan pembelajaran di atas, tetapi dengan dorongan orang tua dan lingkungan yang terstruktur dengan baik, mengembangkan keterampilan belajar akan lebih mudah bagi mereka.

Related Posts