Apa yang dapat menyebabkan gangguan pada gerakan peristaltik kerongkongan?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada gerakan peristaltik kerongkongan, yang dikenal sebagai dismotilitas esofagus. Beberapa penyebab umum meliputi:

1. Acalasia: Acalasia adalah kondisi di mana sfingter esofagus bawah (sfingter kardia) gagal rileks sepenuhnya saat kerongkongan berusaha mendorong makanan ke dalam lambung. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam pergerakan makanan ke bawah dan dapat menyebabkan gejala seperti kesulitan menelan, regurgitasi, dan nyeri dada.

2. Skleroderma: Skleroderma adalah penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi jaringan ikat di seluruh tubuh, termasuk kerongkongan. Pada skleroderma, terjadi peningkatan kolagen yang mengakibatkan penebalan dan kekakuan dinding kerongkongan. Hal ini dapat mengganggu gerakan peristaltik normal dan menyebabkan kesulitan menelan.

3. Refluks asam kronis: Refluks asam yang kronis, di mana asam lambung secara teratur naik ke kerongkongan, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding kerongkongan. Ini dapat mempengaruhi kontraksi otot dan mengganggu gerakan peristaltik yang efektif.

4. Gangguan saraf: Kerongkongan dikendalikan oleh sistem saraf yang kompleks. Gangguan pada saraf yang mengatur gerakan peristaltik kerongkongan, seperti neuropati diabetik, neuropati otonom, atau cedera saraf, dapat menghambat fungsi normal kerongkongan.

5. Gangguan otot: Kerongkongan memiliki lapisan otot yang bertanggung jawab untuk gerakan peristaltik. Gangguan pada otot kerongkongan, seperti miopati atau gangguan neuromuskular, dapat menghambat kemampuan kerongkongan untuk berkontraksi dengan kuat dan koordinasi yang tepat.

Selain faktor-faktor di atas, ada juga kondisi lain seperti tumor, infeksi, obat-obatan tertentu, dan faktor psikologis yang dapat mempengaruhi gerakan peristaltik kerongkongan. Diagnosis dan pengelolaan dismotilitas esofagus harus dilakukan oleh profesional medis yang berkualifikasi, seperti gastroenterolog.

Post terkait

Apa yang bisa dilakukan untuk mengelola dismotilitas esofagus?

Kerongkongan: Fungsi, ciri, letak, struktur, penyakit

Related Posts