Dokter mana yang mengobati kecemasan?

Spesialis yang paling cocok untuk mendiagnosis dan mengobati kecemasan adalah:

1. Psikolog

Psikolog adalah spesialis yang paling cocok untuk mendiagnosis kecemasan, karena ia adalah profesional yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi, mengidentifikasi, dan merawat berbagai gangguan mental, emosional, dan perilaku.

Meskipun bukan dokter, psikolog dapat memulai pengobatan dan konseling pada kasus kecemasan, melalui psikoterapi, yang dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Psikoterapi bertujuan untuk membantu orang dengan kecemasan mengembangkan strategi untuk menghadapi emosi dan perasaan dengan cara yang positif.

 

Meskipun perawatan dapat dilakukan dengan psikoterapi, psikolog tidak memandu penggunaan obat-obatan, yang mungkin diperlukan dalam kasus yang paling intens atau ketika psikoterapi dengan sendirinya tidak memberikan hasil yang diharapkan. Dalam kasus ini, psikolog harus memandu konsultasi dengan psikiater.

2. Psikiater

Psikiater adalah dokter yang bertanggung jawab untuk mengobati kecemasan dengan obat-obatan, termasuk penggunaan ansiolitik atau antidepresan. Spesialis ini juga dapat mendiagnosis kecemasan dan bahkan meminta tes untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.

Perawatan kecemasan sering dilakukan dalam kolaborasi antara psikiater dan psikolog.

3. Dokter umum

Meski bukan dokter yang paling terindikasi untuk mengidentifikasi kecemasan, dokter umum juga dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal kecemasan dan merujuk pada konsultasi dengan psikolog atau psikiater, sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi.

Kapan harus membuat janji

Dianjurkan untuk membuat janji bila ada gejala yang mengindikasikan kecemasan atau beberapa jenis gangguan psikologis, seperti:

  • Sering merasa gugup atau takut;
  • Kesedihan yang berlebihan;
  • Kesulitan bersantai;
  • Pikiran negatif yang berulang;
  • Mudah tersinggung;
  • Kesulitan tidur.

Seringkali, penderita kecemasan masih bisa mengalami gejala fisik seperti kelelahan tanpa sebab yang jelas, mual, sesak napas, nyeri dada, dan diare, misalnya.

Related Posts