Apa itu Prasasti – contoh, fungsi, bahan dan teknologi

Prasasti, biasanya dipahami sebagai tanda (kebanyakan tulisan, jarang simbol) yang tertanam pada penyangga yang stabil, sebagian besar pada objek dengan lokasi tetap. Namun, tidak ada definisi yang tepat dan tak terbantahkan dari istilah tersebut.

Apa itu Prasasti?

Prasasti adalah istilah yang dapat memiliki asal etimologis yang beragam. Kata prasasti berasal dari stela Latin (yang, pada gilirannya, berasal dari bahasa Yunani), adalah peringatan yang berdiri di tanah sebagai tumpuan, batu nisan atau tugu.

Prasasti, beberapa orang kuno biasa menuliskan lambang, tanda, gambar atau teks yang menjelaskan alasan pembuatannya. Biasanya, prasasti tersebut bersifat monolitik dan terbuat dari bahan batu.

Contoh

Contoh Prasasti di Indonesia teridentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut berisi mengenai hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuno, Melayu Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya adalah bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno.

Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, adalah beberapa contoh monumen jenis ini. Perlu dicatat bahwa batu nisan yang masih digunakan sampai sekarang, di mana nama almarhum dan tanggal kelahiran dan kematiannya dicatat, dapat dipertimbangkan dalam himpunan prasasti peringatan.

Berasal dari bahasa Yunani, “prasasti” digunakan untuk menunjuk penempatan monumen untuk memperingati suatu peristiwa atau untuk menghormati seseorang, secara umum, sebagai batu nisan.

Dalam budaya Maya, prasasti adalah monumen, yang digunakan antara abad ke-3 dan ke-10, dibuat dengan batu berukir, untuk tujuan ritual yang berbeda, tetapi terutama untuk memberikan kemuliaan bagi raja mereka, yang mereka wakili.

Di dalamnya, teks, tanda, simbol, dan gambar ditulis, menggambarkan alasan lokasi mereka, merupakan dokumen penting bagi para arkeolog dan sejarawan, yang didukung oleh para ahli epigrafi.

Biasanya mereka monolitik, dari berbagai bahan batu dan ukuran bervariasi, beberapa di antaranya dapat mencapai dimensi besar.

Prasasti peringatan, dengan karakter penguburan, didirikan dari tanggal yang jauh, oleh kota-kota dari beragam budaya dan wilayah, mengikuti penggunaannya saat ini.

Fungsi, bahan dan teknologi

Prasasti sering diukir di batu. Tidak jarang huruf-huruf itu diwarnai atau berlapis emas. Pada zaman kuno, huruf-huruf itu sering dijiplak dengan cat merah. Coran logam atau ukiran juga digunakan untuk pembuatan prasasti. Teknik khusus adalah sgraffito (plester gores), selain itu benda tajam dicoret atau digores pada dinding atau bahan lain dan dicat dengan warna pada kayu atau pada dinding (graffiti).

Pembuatan prasasti bertujuan untuk mengungkapkan perasaan tertentu yang harus ditanggapi dan dipicu dengan cara representasi, seperti penghargaan, martabat, keagungan, rasa hormat, kekaguman, dan lain-lain. Peran ini tidak serta merta diwujudkan atau didukung oleh ukuran yang sesuai, tetapi terutama dengan penggunaan sarana grafis yang kreatif. Bahan dan teknologi yang digunakan merupakan bagian integral dari efek estetika.

Eksplorasi

Sebagai sumber sejarah, prasasti sangat penting untuk penelitian kuno dan Abad Pertengahan. Mereka melengkapi dan mengoreksi pengetahuan tentang lingkungan hidup sejak saat ini dan membantu merekonstruksi sejarah.

Prasasti diteliti oleh disiplin ilmu yang terpisah, epigrafi, yang dianggap sebagai ilmu sejarah tambahan. Prasasti kuno berjumlah ratusan ribu. Sejak 1853 prasasti Latin telah dicatat oleh lembaga Corpus Inscriptionum Latinarum dari seluruh wilayah bekas Imperium Romanum dalam urutan geografis dan sistematis.

Related Posts