Peranan Bahasa Melayu dalam Integrasi

Proses integrasi suatu bangsa yang memiliki keragaman budaya dan bahasa, peranan bahasa adalah salah satu peranan yang sangat penting untuk terciptanya sebuah kesatuan. Dengan komunikasi antar suku dan budaya yang baik maka tidak akan adanya prasangka, sentimen ataupun kedaerahan. Berikut adalah ulasan tentang peranan bahasa dalam Integrasi.

Peranan Bahasa Melayu dalam Integrasi

Bahasa Melayu digunakan hampir di seluruh pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi Negara Melayu (Jambi). Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pngetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 685 M, dan Prasasti Karang Berahi tahun 686 M.

Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa dagang. Akan tetapi lambat laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa perantara dan menjadi bahasa pergaulan di seluruh Kepulauan Nusantara.

Masuk dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu. Buku-buku agama dan tafsir al- Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu. Ketika menguasai Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Portugis, namun kurang berhasil. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak sengaja, kedatangan VOC secara tidak langsung ikut mengembangkan bahasa Melayu.

Bahasa melayu cepat berkembang di Nusantara karena hal-hal sebagai berikut.

  1. Bahasa Melayu digunakan hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara.
  2. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi Negara Melayu (Jambi).
  3. Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan.
  4. Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
  5. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Dengan demikian kedatangan VOC juga membantu mengembangkan bahasa Melayu.

Proses integrasi bangsa Indonesia yang dimulai sejak abad ke-16 sampai abad ke-19 dan diteruskan pada abad ke-20 melalui gerakan kebangsaan sebenarnya tidak berakhir sampai terbentuknya negara kesatuan RI, 17 Agustus 1945, melainkan terus berlanjut, sampai sekarang.

Faktor pemersatu terpenting di antara berbagai suku bangsa Nusantara adalah Islam. Islam mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara berbagai suku bangsa dan menjadi identitas yang mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi lokal lainnya. Tentu saja, sejauh menyangkut pemahaman dan pengamalan Islam, terdapat pula perbedaanperbedaan tertentu terhadap doktrin dan ajaran Islam sesuai rumusan para ulama, bukan dengan identitas suku bangsa.

Related Posts