Jenis Kekhawatiran yang Mungkin Dihadapi Balita

Anak-anak saat tumbuh dewasa mungkin menderita kecemasan akibat berbagai alasan atau kesempatan. Beberapa jenis kecemasan adalah:

  1. Takut akan hal yang tidak diketahui: Bayi yang belum pernah mengalami banyak aktivitas interpersonal dengan orang yang beragam di dalam atau di luar rumah mereka mungkin takut akan hal yang tidak dikenal. Ketika mereka takut pada orang, mereka biasanya bersembunyi di belakang orang tua/wali mereka.
  2. Menjadi sendiri: Beberapa balita sering menjadi cemas karena ditinggal sendirian, baik di area bermain, kamar tidur, atau di acara keluarga saat orang tua berbicara dengan orang lain. Anak-anak seperti itu mulai mengisolasi orang tua mereka dari orang lain, memaksa mereka untuk menghabiskan seluruh waktu mereka bersama mereka.
  3. Takut pada dokter: Ini adalah fobia yang sangat umum ditemukan pada anak-anak sejak bayi hingga remaja. Ketakutan dan kecemasan memburuk seiring waktu jika tidak ditangani secara memadai di masa kanak-kanak. Anak-anak perlu diajari bahwa dokter ada untuk membantu mereka.
  4. Monster imajiner: Anak-anak juga takut akan kemungkinan sosok hantu tepat di kamar sebelah atau sudut gelap ruangan. Mereka membangun ketakutan mereka di sekitar monster imajiner mereka.

Ketika para ibu melihat anak-anak mereka dalam kesusahan, mereka secara naluriah berusaha untuk membuat segalanya lebih baik bagi mereka. Namun, ayah tidak berpikir seperti ini; mereka lebih memilih untuk mengatasi masalah dengan cara menciptakan dampak jangka panjang. Ayah bermaksud menciptakan suasana yang akan mendorong anak untuk belajar dan melakukan sesuatu secara mandiri. Berikut ini adalah pendekatan yang biasanya diambil oleh sebagian besar Ayah untuk mendorong anak-anak mereka:

  1. Lakukan tindakan untuk memperkenalkan kecemasan yang akan segera terjadi sebelum hal itu benar-benar terjadi: Para ayah menaruh ketakutan dan kekhawatiran yang akan segera terjadi dalam pikiran anak-anak mereka sebelum hal itu terjadi. Sebagai contoh, misalkan anak takut akan sesuatu. Dalam hal ini, ayah dapat memodifikasi permainan dengan memfasilitasi anak untuk memvisualisasikan situasi secara positif, sehingga memungkinkan mereka untuk mengatasi rasa takut dengan mudah.
  1. Gunakan teknik menenangkan: Ini adalah strategi favorit saya, meskipun biasanya digunakan secara berlebihan oleh sebagian besar Ayah; misalnya, jika anak takut pada binatang besar, para ayah membantu mereka mengatasi fobia mereka dengan menyanyikan sajak yang menyertakan nama-nama binatang. Ayah berusaha membuat si kecil merasa nyaman dengan bermain dengan mereka dengan mainan favorit mereka, menari dengan mereka, atau bahkan mandi dengan mereka untuk membantu menghilangkan stres mereka.
  1. Dengan menghargai/menghargai: Menurut Ayah, anak-anak harus diberi penghargaan tidak hanya ketika mereka berprestasi lebih baik secara akademis tetapi juga ketika mereka mengatasi fobia atau kecemasan mereka. Hadiah ini mungkin termasuk perjalanan ke taman, memberi hadiah cokelat/permen, atau mengunjungi sepupu favorit.
  1. Meningkatkan kepercayaan diri: Kebanyakan ayah mengajar anak-anak mereka untuk percaya diri dan percaya diri. Kebanyakan ayah membiarkan anak-anak mereka merasa sedikit tidak nyaman saat mereka menyelesaikan masalah sendiri. Namun, sang ayah akan membiarkan anak itu sendirian tetapi di bawah kehadirannya yang konstan untuk memastikan keamanan. Misalnya, mereka berdua bisa melompat ke kolam pada saat yang sama untuk berenang atau naik perahu bersama, jika balita memiliki fobia air.
  1. Memberikan rasa aman: Ayah terus menerus menunjukkan cinta mereka kepada anak-anak mereka dengan memberi mereka pelukan dan ciuman lembut. Mereka dengan bangga memuji balita mereka dengan keras dan jelas untuk setiap pencapaian kecil atau besar. Ini memberi anak-anak rasa stabilitas dan keamanan yang membantu mereka sejahtera. Para ayah menghabiskan waktu mereka untuk melakukan percakapan nyata dengan anak-anak mereka, bekerja bersama, bermain bersama, mungkin belajar keterampilan bersama. Hal ini membuat anak-anak merasa terlindungi dan percaya bahwa mereka memiliki kebebasan untuk tumbuh.

Ayah tidak hanya membimbing anak-anak mereka untuk mendengarkan dan mengikuti peraturan sambil mengakui kebutuhan orang lain, tetapi mereka juga mengajari mereka untuk menanggapi persyaratan orang lain dengan menanamkan nilai berbagi kepada mereka. Selain itu, anak-anak kebanyakan mencari ayah mereka untuk keamanan fisik dan mental.

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts