Ketika negara-negara di dunia termasuk India menghadapi pemilihan di tengah penyebaran berita palsu dan campur tangan politik di platform media sosial, CEO Facebook Mark Zuckerberg telah meminta lebih banyak waktu untuk memperbaiki jaringannya yang memiliki lebih dari dua miliar pengguna.
Dalam sebuah posting hari ini, Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook memulai proyek sanitasi platform pada tahun 2017 dan “bahkan pekerjaan ini akan diperpanjang hingga 2019, saya berharap kami mengakhiri tahun ini dengan lintasan yang jauh lebih baik daripada saat kami memasukinya”.
“ Tantangan pribadi saya untuk tahun 2018 adalah memperbaiki masalah paling penting yang dihadapi Facebook — apakah itu bertahan dari campur tangan pemilu oleh negara, melindungi komunitas kita dari penyalahgunaan dan bahaya, atau memastikan orang memiliki kendali atas informasi mereka,” tulis pendiri Facebook itu . .
Setelah dikritik di Kongres AS pada April atas skandal data Cambridge Analytica dan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, COO Sheryl Sandberg kembali bersaksi di sidang Komite Intelijen Senat AS tentang keamanan pemilu pada 5 September.
Bersama dengan CEO Twitter Jack Dorsey, dia menghadapi komite yang menyelidiki campur tangan Rusia dari sudut pandang untuk secara terbuka meminta pertanggungjawaban Facebook dan Twitter karena mengizinkan operasi Rusia di platform mereka.
“ Saya menghabiskan banyak waktu untuk masalah ini, dan saat tahun ini berakhir saya akan menulis serangkaian catatan yang menguraikan bagaimana saya memikirkannya dan langkah-langkah yang kami ambil untuk mengatasinya,” kata Zuckerberg.
Catatan pertama adalah tentang langkah-langkah yang diambil Facebook untuk mencegah campur tangan pemilu di Facebook, yang tepat waktu dengan mendekatnya pemilu paruh waktu AS dan pemilihan presiden Brasil.
“ Saya akan menulis tentang privasi, enkripsi, dan model bisnis, lalu tentang tata kelola dan penegakan konten juga dalam beberapa bulan mendatang, ” tambahnya.