Plasma Nutfah: Pengertian, kegunaan, pelestarian

Plasma nutfah adalah sekumpulan gen yang ditransmisikan dalam reproduksi ke keturunan oleh sel-sel reproduksi yang bergabung membentuk individu baru. Konsep plasma nutfah (sumber daya genetik) umumnya digunakan untuk menunjuk genom spesies tanaman liar dan non-genetik yang dimodifikasi untuk pertanian.

Plasma nutfah adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.

Untuk melestarikan materi genetik ini dalam formula reproduksinya (biji, stek, umbi, dll.), apa yang disebut “bank gen” telah didirikan di dunia: misi mereka adalah untuk mencari, mengumpulkan, melestarikan dan mengkarakterisasi plasma germinal (sel yang bertanggung jawab atas pewarisan) tanaman yang, karena atributnya, dianggap sebagai minat prioritas untuk kepentingan kemanusiaan, di samping memberikan pengetahuan ilmiah yang bertujuan untuk mengoptimalkan konservasi dan penggunaan sumber daya genetik mereka.

Apa itu Plasma Nutfah

Plasma nutfah dikenal sebagai serangkaian gen yang, melalui sel-sel reproduksi atau gamet, ditransmisikan ke keturunan melalui reproduksi.

Untuk melestarikan materi genetik ini dalam formula reproduksinya (biji, stek, umbi, dll.), apa yang disebut “bank plasma nutfah” telah didirikan di dunia: misinya adalah menemukan, mengumpulkan, melestarikan, dan mengkarakterisasi plasma Bibit tanaman yang, karena atributnya, dianggap sebagai kepentingan prioritas untuk kepentingan kemanusiaan, selain memberikan pengetahuan ilmiah yang bertujuan untuk mengoptimalkan konservasi dan penggunaan sumber daya genetik tanaman.

Setiap organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan manusia mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu penyakit atau memiliki produktivitas tinggi.

Plasma nutfah akan mempertahankan mutu sifat dari suatu organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak, ubi jalar Cilembu dan buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme.

Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan nusantara memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 etnis (suku) dengan agama dan kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda.

Pengertian Plasma Nutfah

Dalam menjalankan upacara ritual keagamaan dan kepercayaannya, penyelenggaraan upacara adat dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, upacara adat, dan pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.

  • Budaya nyekar (ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kantil, dan melati.
  • Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis saat memandikan jenazah, misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah-rempah.
  • Upacara Ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk menghanyutkan abu jenazah ke sungai.
  • Umat Islam menggunakan hewan ternak (kambing, sapi, kerbau) pada hari raya Qurban.
  • Umat Nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria sp., Casuarina equisetifolia) saat perayaan natal.

Kegunaan Plasma Nutfah

Plasma nutfah digunakan untuk berbagai alasan seperti perbaikan genetik, konservasi keanekaragaman hayati, studi adaptasi mekanistik, sistematika dan taksonomi, pemantauan lingkungan, epidemiologi, dan forensik.

Konsep gen membawa kita ke DNA (asam deoksiribonukleat), karena merupakan unit informasi yang berada dalam posisi tetap di dalamnya. Gen mengkode produk seperti protein, dan merupakan gen yang menyimpan data yang ditransmisikan dari generasi ke generasi dalam spesies yang sama.

Penggunaan plasma nutfah yang paling umum adalah di bidang botani dan pertanian. Idenya mengacu pada keragaman genetik dari spesies tanaman yang berbeda, apakah dibudidayakan oleh manusia atau liar. Untuk menjamin kemungkinan reproduksi spesies, ada bank plasma nutfah.

Bank plasma nutfah, oleh karena itu, adalah reservoir dari propagul yang memungkinkan untuk melestarikan keanekaragaman genetik tanaman dan spesies liar terkait. Perlu dicatat bahwa propagul adalah bagian tanaman yang dapat menyebabkan spesimen baru (seperti biji, akar, stek, dll.).

Bank plasma nutfah didedikasikan untuk mencari, mengumpulkan, dan menyimpan perbanyakan spesies yang dianggap berguna bagi manusia. Secara umum, biji yang disimpan dalam sachet disimpan dalam endapan suhu rendah. Kontrol suhu sangat penting agar benih dapat disimpan dalam waktu lama tanpa kehilangan fungsinya.

Penting untuk menyebutkan bahwa bank plasma nutfah dapat mencegah hilangnya spesies tanaman jika terjadi bencana alam atau perang: jika semua tanaman dihancurkan, benih yang disimpan dapat digunakan. Ini juga menjamin subsistensi spesies yang tidak lagi dieksploitasi secara komersial.

Plasma nutfah Sehubungan dengan fasilitas bank plasma nutfah, kita harus menunjukkan bahwa pada tahun 2006 sudah ada sekitar 1.300 di seluruh dunia, dan di antara mereka ada sekitar enam juta sampel spesies tanaman, disimpan dalam bentuk biji. Tentu saja, ini mewakili sebagian kecil dari keanekaragaman hayati planet kita, karena banyak wilayahnya belum sepenuhnya dieksplorasi.

Salah satu bank plasma nutfah paling penting di dunia adalah Svalbard Global Seed Vault, gudang benih bawah tanah yang besar di mana ribuan tanaman tanaman milik hampir seluruh planet disimpan. Terletak di pulau Spitsbergen, di Norwegia. Ini adalah bank benih terbesar, dan dapat memberi makan populasi dalam konteks bencana global. Justru karena karakteristik ini dan fakta bahwa ia telah dibangun untuk menghadapi bom nuklir dan gempa bumi, di antara bencana lainnya, ia dikenal dalam pidato sehari-hari sebagai “lemari besi akhir dunia.”

Untuk menyimpan sampel benih, bank plasma nutfah ini memiliki ruang lapis baja besar, yang terletak di bawah tanah. Dia berkolaborasi dengan proyek serupa lainnya dan dengan demikian berhasil berpartisipasi dalam ekspedisi di banyak bagian planet ini, di mana dia mengumpulkan benih. Kapan pun memungkinkan, salinan disimpan di negara asal.

Cara melestarikan plasma nutfah

Pelestarian plasma nutfah meliputi:

  • Pemuliaan strain
  • Spesies yang dibudidayakan
  • Varietas komersial
  • Stok genetik khusus
  • Landraces
  • Spesies liar (untuk penggunaan langsung (spesies tanaman) dan penggunaan tidak langsung (sebagai cadangan akar))

Salah satu strategi utama di balik pelestarian plasma nutfah adalah untuk menjaga integritas biologis dan menyediakan plasma nutfah dengan deskripsi fenotipik dan genetik yang divalidasi. Bank gen direpresentasikan sebagai bank gen in vivo dan in vitro. Bank-bank di mana sumber daya genetika dilestarikan dengan metode konvensional, misalnya, benih, perbanyakan vegetatif, dll, disebut bank gen in vivo, sedangkan bank-bank di mana sumber daya genetika dilestarikan dengan metode non-konvensional seperti metode kultur sel dan jaringan disebut bank gen in vitro. Kedua hal ini memastikan ketersediaan plasma nutfah yang berharga bagi peternak untuk mengembangkan varietas baru dan lebih baik.

Konservasi plasma nutfah adalah metode yang paling berhasil untuk melestarikan sifat-sifat genetik spesies yang terancam punah dan bernilai komersial. Plasma nutfah adalah sumber informasi hidup untuk semua gen yang ada di masing-masing tanaman, yang dapat dilestarikan untuk waktu yang lama dan diregenerasi kapan pun diperlukan di masa depan.

Keragaman genetik tanaman yang berbeda juga dipertahankan dan ini pada gilirannya menciptakan kumpulan gen yang berbeda yang bertindak sebagai rumah sumber daya (bank gen / perpustakaan) untuk spesies baru atau tidak dikenal. Bank gen ini juga membantu pengujian in vitro plasma nutfah untuk perubahan genetik (transgen) dan untuk menyaring plasma nutfah elit di antara mereka.

Variasi genetik menyebabkan hilangnya informasi genetik generasi sebelumnya, yang menjadikan konservasi plasma nutfah sebagai aspek penting untuk menjaga informasi ini mengenai spesies langka, primitif, atau bahkan yang ada. Dewan Internasional Sumber Daya Genetik Tumbuhan (IBPGR) adalah organisasi global yang telah diakui untuk konservasi plasma nutfah dan memberikan dukungan penting untuk pengumpulan, konservasi, dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman di seluruh dunia.

Ringkasan

Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu penyakit atau memiliki produktivitas tinggi.

Related Posts