Rasa Menjadi Ibu dan Perjalananku Menjadi Ibu Baru

rasa keibuan dan perjalananku menjadi ibu baru

Saya selalu ingin menjadi seorang ibu. Membayangkan seseorang memelukku, seseorang yang memanggilku ‘mama’ selalu membuatku bersemangat. Saya dan suami saya harus menunggu 4 tahun untuk datangnya bungkusan kecil kebahagiaan kita.

Ketika saya hamil, saya tidak pernah memikirkan semua pengorbanan yang harus saya lakukan. Kehamilan saya tidak semulus yang saya kira. Plasenta letak rendah di bulan ke-4 membuat saya terbaring di tempat tidur selama hampir 2 bulan. Selama minggu ke-34 kehamilan saya, serviks saya melebar dan saya berada di awal persalinan. Namun, dokter saya berpikir sebaiknya kita menunda persalinan selama beberapa minggu untuk kemajuan dan keselamatan bayi saya dan saya. Jadi saya disarankan istirahat di tempat tidur selama beberapa minggu lagi.

Malaikat kecilku lahir pada 12 November 2018, setelah 5 jam persalinan. Saya merasa diberkati untuk memiliki persalinan yang singkat dan persalinan pervaginam. Kita menamai bungkusan kecil kegembiraan kita ‘Tira’, yang berarti secercah cahaya. Dengan pengiriman datang segala macam masalah lainnya. Saya mengalami depresi pasca-kehamilan dan itu sangat sulit untuk diatasi. Hal-hal konyol akan membuatku menangis. Dari seorang ibu yang bangga, saya menjadi ibu yang paranoid. Saya kurang tidur dan tidak ada yang menggairahkan saya. Ada saat-saat di mana saya akan menggendong bayi saya dan saya hanya akan menangis. Pikiran bahwa saya tidak cukup baik untuknya terus menghantui saya. Di saat-saat seperti ini, teman dan keluarga memainkan peran penting. Mereka terus mengingatkan saya bahwa saya melakukan pekerjaan dengan baik dan itu adalah fase hidup saya yang akan segera berlalu. Setiap kali saya merasa sedih, saya ingat kata-kata mereka dan itu memberi saya keberanian untuk mengambil langkah demi langkah, menuju keibuan.

Hari ini bayi saya berusia 6 bulan, dan ketika saya melihat kembali semua momen di mana saya menangis selama depresi, saya ingat itu hanya sebuah fase dan itu berlalu. Beberapa tips yang akan saya bagikan dalam artikel ini yang seharusnya saya ikuti selama masa-masa sulit saya:

  • Tidurlah saat bayi tidur.
  • Bedong bayi karena ini akan menenangkannya dan memberinya perasaan nyaman.
  • Jangan menggendong bayi sepanjang waktu.
  • Beri bayi waktu perut atau waktu bermain, biarkan mereka sendiri untuk sementara waktu.
  • Tidak apa-apa untuk tidur bersama bayi karena ini akan memungkinkan ibu untuk menyusui di malam hari.
  • Habiskan waktu bersama bayi dengan berjalan-jalan karena ini akan menjadi perubahan yang baik untuk bayi dan ibu.
  • Percayalah pada naluri keibuan Anda. Mereka tidak akan pernah salah.
  • Jangan mendengarkan orang lain sepanjang waktu, itu hanya akan menambah stres. Lakukan yang terbaik untuk Anda dan bayi.
  • Jangan lupa untuk mengabadikan setiap momen anak Anda.

Ibu baru harus menghargai saat-saat yang ditawarkan kehidupan kepada mereka. Menjadi ibu adalah perjalanan yang indah, dan menjadi seorang ibu adalah perasaan terindah yang bisa dimiliki seorang wanita. Saya tidak sabar untuk menjadi seorang ibu sekali lagi. Sampai saat itu, saya akan menghargai setiap tonggak sejarah bayi saya dan menikmati perjalanan keibuan yang luar biasa ini.

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts