5 Cara Membantu Anak Prasekolah Menyelesaikan Konflik

menyelesaikan konflik

Dari sekian banyak keterampilan penting yang dipelajari anak-anak antara 37-42 bulan, resolusi konflik adalah salah satu yang paling penting. Orang tua harus berperan penting dan aktif dalam mengembangkan keterampilan resolusi konflik bagi anak. Mereka tidak bisa mempelajarinya sendiri!

Konflik adalah bagian dari kehidupan. Saat seseorang mengembangkan pemikiran mandiri, ia juga mengembangkan pendapat tentang berbagai hal. Dan, anak-anak prasekolah hari ini sepertinya memiliki pendapat tentang segalanya! Dalam situasi seperti itu, konflik selama waktu bermain dengan teman sebaya atau bahkan konflik dengan orang tua pasti akan muncul. Anda memiliki peran penting dalam mengajari anak Anda cara mengatasinya.

5 Langkah Mengajarkan Keterampilan Resolusi Konflik pada Anak

1. Hadapi Masalah dengan Tenang

Sangat penting untuk mendekati situasi dengan kepala dingin dan menenangkan anak Anda ketika dia terlibat dalam konflik. Minta dia menghitung sampai 10, atau istirahat sejenak untuk memikirkan masalahnya. Anak-anak prasekolah dapat diminta untuk bermain dengan orang lain sampai mereka tenang dan terbuka untuk resolusi konflik.

2. Nyatakan Kembali Masalah dengan Cara yang Tidak Bias

Minta anak Anda untuk tetap tenang dan nyatakan masalah dan perasaannya. Jika masalahnya adalah dengan teman sebaya, Anda dapat menangani setiap anak secara terpisah. Dorong mereka untuk menggunakan ‘Saya’ sambil menyatakan masalah seperti ‘Saya kesal karena mainan itu direbut dari saya.’

3. Dorong Permintaan Maaf

Permintaan maaf yang baik hampir selalu dapat memperbaiki situasi dengan cepat. Seringkali, resolusi konflik untuk anak-anak muncul ketika permintaan maaf diberikan. Anda harus meminta setiap anak atau orang yang perlu meminta maaf untuk melakukannya. Demikian juga, pihak yang dirugikan harus didorong untuk menerima permintaan maaf.

4. Temukan Solusi Bersama

Setelah kedamaian dipulihkan, mintalah anak Anda untuk menemukan solusi untuk masalah mereka, atau bimbing mereka ke arah itu sehingga masalah yang sama tidak muncul lagi. Orang tua terkadang tergoda untuk menemukan strategi penyelesaian konflik untuk anak-anak. Namun, mendorong mereka untuk menemukan solusi sendiri membantu mereka mengembangkan pemikiran kritis. Misalnya, jika konfliknya menyangkut mainan, solusinya bisa bergiliran memainkannya. Anda dapat membimbing mereka menuju keputusan ini, tetapi jangan langsung menunjuknya.

5. Tindak lanjut

Tindak lanjuti untuk melihat apakah mereka rukun dan melakukan tugas bersama setelah resolusi konflik. Jika tidak, biarkan mereka istirahat sejenak. Anda juga dapat mencoba aktivitas resolusi konflik ini untuk anak-anak prasekolah. Mereka menyenangkan untuk dimainkan dan sangat menarik:

  • Semua anak akan berdiri dalam lingkaran dan menyebutkan nama anak yang ingin mereka oper bola. Hanya orang yang namanya dipanggil yang akan memegang bola dan kemudian mengopernya
  • Permainan batu, kertas, gunting
  • Pertunjukan wayang yang menggambarkan sebuah cerita di mana karakter menghadapi konflik dan menyelesaikannya secara efektif
  • Cerita dengan resolusi konflik yang bisa diceritakan berulang kali

Related Posts