Cara Membedakan Utama Antara Sastra Kolonial dan Pascakolonial?

Perbedaan Utama – Sastra Kolonial vs Pascakolonial

Perbedaan yang menonjol antara sastra kolonial dan pascakolonial terletak pada periode waktu sastra itu diciptakan dan cara pandang terhadap teks sastra tersebut. Sastra kolonial adalah istilah untuk sastra yang ditulis pada masa kolonial, sebelum dekolonisasi. Sastra pascakolonial ditulis setelah dekolonisasi. Jadi, perspektif kedua genre ini juga berbeda; sastra kolonial mengandung perspektif penjajah sedangkan sastra poskolonial ditulis dalam perspektif orang yang dijajah atau orang yang dulunya dijajah . Sastra pascakolonial dapat diartikan sebagai tantangan dan perlawanan terhadap perspektif kolonial. Inilah Perbedaan yang menonjol antara sastra kolonial dan pascakolonial.

Artikel ini menjelaskan,

  1. Ciri Sastra Kolonial
  2. Ciri Sastra Poskolonial
  3. Perbedaan Utama Sastra Kolonial dan Pascakolonial

Sastra Kolonial – Ciri-ciri

Sastra kolonial adalah istilah untuk sastra pada masa penjajahan, yang ditulis dari sudut pandang penjajah. Kisah-kisah ini biasanya berlatar di negeri-negeri terjajah yang jauh dan mengeksplorasi keanehan eksotik dari negeri-negeri terjajah ini. Sebagian besar cerita ini menggambarkan penjajah sebagai ras superior dan terjajah sebagai inferior, seringkali merupakan kelompok orang primitif. Tokoh utama dalam sastra kolonial seringkali berkulit putih; orang-orang terjajah hanya memainkan peran subordinat. Karya-karya sastra ini menggambarkan penjajahan dan imperialisme sebagai proses alami, yakni membudayakan kaum primitif.

Karya H. Rider Haggard (King Solomon’s Mine, She ) dan Rudyard Kipling ( Kim ) dapat diambil sebagai contoh sastra kolonial.

Ilustrasi dari Two Jungle Books edisi 1895 oleh Rudyard Kipling

Sastra Pascakolonial

Sastra pascakolonial adalah istilah untuk sastra negara-negara yang dijajah oleh negara-negara Eropa. Karya-karya ini ditulis oleh orang-orang di bekas jajahan dan karenanya membahas masalah dan konsekuensi dari penjajahan dan dekolonisasi. Namun, beberapa kritikus juga berpendapat bahwa sastra yang mengekspresikan perlawanan dan perlawanan terhadap kolonialisme dapat didefinisikan sebagai sastra poskolonial terlepas dari penulis atau periodenya.

Ciri-ciri Sastra Postkolonial

  • Penulis pascakolonial menggambarkan penduduk asli, tempat dan praktik untuk melawan stereotip umum yang tidak akurat yang dibuat oleh penjajah.
  • Para penulis pascakolonial memilih untuk menulis dalam bahasa penjajah; namun, kebanyakan dari mereka dengan sengaja membentuk ulang bahasa tersebut untuk mencerminkan ritme bahasa asli. Mereka juga menemukan kata-kata, sintaksis , dan gaya baru.
  • Penulis pascakolonial juga membentuk kembali dan mengolah bentuk seni kolonial dengan memasukkan gaya, struktur, dan tema asli seperti puisi lisan dan pertunjukan dramatis.

Chinua Achebe, Arundhati Roy, Salman Rushdie, Anita Desai, NgũgĩwaThiong’o adalah beberapa penulis pascakolonial terkemuka.

Cina Aceh

Apa Perbedaan yang menonjol antara Sastra Kolonial dan Pascakolonial?

Definisi

Sastra kolonial adalah sastra yang ditulis pada masa penjajahan, dengan latar koloni.

Sastra pascakolonial adalah sastra yang mengungkapkan tentangan atau perlawanan terhadap penjajahan.

Perspektif

Sastra kolonial sering ditulis dari sudut pandang penjajah.

Sastra pascakolonial ditulis dari perspektif bekas jajahan.

Lukisan

Literatur kolonial menggambarkan kolonisasi sebagai proses yang alami, tidak bermasalah, dan seringkali ‘benar’.

Sastra pascakolonial menggambarkan masalah dan konsekuensi dari kolonisasi dan dekolonisasi.

Masyarakat dan Budaya Adat

Sastra kolonial sering menggambarkan masyarakat adat dan budaya yang biadab atau primitif.

pascakolonial sastra mencoba untuk menggambarkan masyarakat adat, tempat dan praktik untuk melawan citra stereotip yang digambarkan oleh penjajah.

Gambar Courtesy:

“T2JB503 – ilustrasi” Oleh WH Drake atau John Lockwood Kipling – Two Jungle Books edisi 1895 oleh Rudyard Kipling, kompilasi Jungle Book dan Second Jungle Book, diunduh dari Archive.org (Domain Publik) melalui Commons Wikimedia

“Chinua Achebe – Buffalo 25Sep2008 crop” Oleh Stuart C. Shapiro (CC BY-SA 3.0) melalui Commons Wikimedia

Related Posts