Pengertian Kitab

Kitab adalah tulisan berupa kisah, cerita, sejarah, dan kadang campuran antara legenda-mitos-sejarah sekaligus. Pada masa Hindu-Buddha, kitab ditulis oleh para pujangga (sastrawan) istana raja tertentu. Mereka menulis atas perintah raja masing-masing. Hidup mereka ditanggung oleh negara dan mereka harus menaati apa saja yang harus ditulis atas perintah raja. Oleh karena itu, bisa saja dua kitab yang ditulis oleh dua penulis yang berbeda, membahas tokoh yang sama namun isinya bertolak belakang.

Ada pula kitab yang ditulis pada masa yang berbeda dengan apa yang dibahasnya. Bisa saja sebuah kitab menulis peristiwa sejarah yang telah berlalu satu abad, misalnya. Dengan demikian, peristiwa yang dilukiskannya bisa saja tak persis dengan apa yang terjadi sesungguhnya.

Sumber cerita mungkin saja diterima dari orang atau raja yang menyimpan maksud-maksud politis tertentu; jadi pendapatnya sepihak dan tidak ilmiah. Kitab biasanya ditulis pada lembaran daun rontal atau lontar yang diikatkan dengan semacam tali agar tidak berceceran. Lontar adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan daerah subtropis. Tingginya kurang-lebih 30 meter dan bewarna kuning dan tumbuh di hutan yang selalu tergenang air. Kayunya bisa dipakai untuk bahan membuat rumah.

Isi kitab biasanya merupakan rangkaian puisi dalam sejumlah bait (pupuh) yang disebut kakawin. Selain cerita tentang raja-raja, kitab bisa pula menceritakan mitologi, legenda, cerita rakyat (folklore), undang-undang, hukum pidana-perdata, hingga aturan pernikahan. Di berbagai daerah di Indonesia kitab disebut pula kidung, carita, kakawin, serat, tambo. Bisa pula kitab merupakan sebuah gubahan dari cerita aslinya; dalam arti cerita tersebut sudah mengalami perubahan (tambahan atau pengurangan), baik dalam jumlah tokoh, alur, latar tempat.

Mengenai waktu pun sering tak dicantumkan alias diabaikan oleh sang penulis kitab meski yang ditulisnya mengandung sifat kesejarahan. Pembuatan kitab pertama kali dirintis pada masa Dinasti Isana pemerintahan Dharmawangsa Teguh. Ia mempelopori penggubahan epik Mahabharata dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno). Arjuna Wiwaha, karya Mpu Kanwa ditulis pada masa pemerintahan Raja Airlangga abad ke-11 M. Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri pada abad ke-12.

Related Posts