Kisah Sepatu Hujan Baru Saya dan Pelajaran tentang Kemanusiaan

sepatu Hujan

“370-80-90 ya Tuhan akhirnya 400 sekarang!” Chavvi yang berusia 12 tahun melompat kegirangan. Dari 4 bulan terakhir, dia telah menabung uang sakunya untuk membeli sepatu hujan baru karena dia suka menari di tengah hujan, tetapi orang tuanya menganggapnya hanya membuang-buang uang. Ibunya berkata bahwa hal-hal materi hanya bisa membuatmu bahagia; kita harus berusaha memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka Anda mendapatkan rasa sukacita batin yang sesungguhnya. Tapi dia tidak mendengarkan. Dia tetap pada keputusannya. Itu sebabnya dia memutuskan untuk membeli sepatu itu sendiri.

Sekarang, hari itu telah tiba, tetapi ketika dia akan pergi ke pasar, badai petir besar datang dan ibunya menyuruhnya menunggu sampai hujan berhenti. Saat dia sedang menunggu, dia melihat dua anak tepat di depan rumahnya. Mereka mengenakan pakaian robek dan gemetar di tengah hujan. Mereka menggunakan kotak kardus sebagai gudang yang hampir tidak cukup untuk melindungi mereka dari hujan. Chavvi merasa kasihan pada mereka karena mereka bahkan tidak memiliki payung dalam cuaca hujan seperti itu.

Setelah beberapa saat, hujan berhenti, dan ibu Chavvi membawanya ke pasar. Anehnya dia tidak membelikan sepatu baru untuknya. Dia benar-benar menerima nasihat ibunya dengan serius dan membelikan dua payung untuk anak-anak kecil itu. Akhirnya, dia merasakan kebahagiaan yang nyata setelah dia melihat kegembiraan di wajah anak-anak saat menerima payung. Kita juga harus mengajari anak-anak kita bahwa kemanusiaan adalah agama setiap manusia, dan kita harus berkontribusi untuk membuat hidup orang lain lebih baik dan lebih bahagia. Ini adalah kisah masa kecil saya, dan pelajaran yang dipetik dari kejadian itu sangat berharga. Saya juga akan mengajarkan nilai-nilai moral putri saya dan pentingnya kemanusiaan dalam hidup kita.

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts