Kotoran Warna Hijau pada Bayi: Pengalaman Saya dengannya

Kotoran Warna Hijau pada Bayi: Pengalaman Saya dengannya

Ini adalah pengalaman saya dengan gadis kecil saya. Dia tidak diberi apa-apa selain ASI. Ketika dia baru berusia 25 hari, tinjanya mulai berwarna kehijauan, yang bisa saya perhatikan. Biasanya warna fesesnya sawi, dengan tekstur lusuh. Dalam 5 hari, seluruh tinjanya berwarna hijau, dan teksturnya sama – kumuh. Kita berkonsultasi dengan dokter anak kita. Dokter mengatakan bahwa karena bayinya hanya diberi ASI, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena dia juga aktif, dan segala sesuatunya normal dengannya.

Dokter menyarankan agar kita melakukan beberapa tes jika fesesnya mulai berbau, atau jumlah gerakannya lebih dari 50 ml/hari. Dalam 2 hari, dia mulai buang air besar, lebih dari 100 ml/hari. Teksturnya juga berubah menjadi konsistensi seperti pasta. Kita menguji tinjanya untuk mengurangi gula dan mikroskop. Hasilnya: zat pereduksi – nihil, mikroskopis – sel nanah 20-25/hpf.

Kehadiran sel-sel nanah dalam tinja mengkonfirmasi infeksi bakteri pada bayi. Dokter meresepkan antibiotik untuk diminum 2 kali sehari selama 5 hari. Selama periode ini, dia mengalami tinja berair dan muntah. Kita terus memberinya obat-obatan. Setelah menyelesaikan kursus antibiotik 5 hari, tinjanya masih bertekstur pucat, dengan warna hijau. Namun, 3 hari kemudian, tinja mulai kembali teksturnya yang kumuh, tetapi warna hijaunya tetap ada. Jumlah gerakan dikurangi menjadi 50 ml, dan kemudian tinja bayi kembali ke warna dan tekstur normal. Itu sangat melegakan, tetapi dalam periode ini, berat badan bayi telah turun.

Ini adalah pengalaman saya dengan tinja berwarna hijau pada bayi. Saya menulis ini karena ketika saya menghadapi situasi ini, saya melakukan banyak penelitian, dan melihat begitu banyak ibu melalui fase yang sama yang tidak tahu harus berbuat apa. Saya harap ini bisa membantu sedikit!

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts