Chief Security Officer Facebook Alex Stamos, yang merupakan tokoh kunci dalam perang melawan penyebaran berita palsu dan informasi yang salah, pada hari Kamis secara resmi mengumumkan untuk berhenti dan bergabung dengan Universitas Stanford sebagai pengajar dan peneliti penuh waktu.
Pengumuman itu muncul saat penyelidikan Facebook, di bawah Stamos, terungkap pada 31 Juli bahwa mereka menemukan dan melarang 26 aktor jahat yang menggunakan platform tersebut untuk memanipulasi wacana politik menjelang pemilihan paruh waktu AS.
“Saya merasa senang mengajar di Stanford selama beberapa tahun, dan sekarang saya akan mendapat kehormatan untuk membimbing siswa generasi baru sebagai Profesor Tambahan di Institut Studi Internasional Freeman-Spogli,” kata Stamos dalam sebuah posting Facebook.
Hari terakhirnya di Facebook adalah 17 Agustus.
“Sangat penting bagi kami sebagai sebuah industri untuk menjalankan tanggung jawab bersama kami untuk mempertimbangkan dampak dari apa yang kami bangun, dan saya berharap untuk melanjutkan kolaborasi dan kemitraan dengan tim keamanan dan keselamatan di Facebook,” katanya.
Di dalam Facebook, Stamos sangat menganjurkan untuk menyelidiki dan mengungkapkan aktivitas Rusia di platform media sosial.
Reputasi Facebook sudah diserang atas dugaan penggunaan alat Facebook Rusia untuk mempengaruhi pemilih AS dengan postingan berita yang memecah belah dan palsu sebelum dan sesudah pemilu 2016.
Menurut The Verge, Stamos, yang bergabung dengan Facebook pada tahun 2015, tidak akan digantikan setelah dia pergi, “artinya tidak ada yang akan memegang jabatan ‘Chief Security Officer’ di Facebook”.
Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg mengatakan bahwa perusahaan “berharap untuk berkolaborasi dengannya dalam peran barunya”.
