Menjadi Orang Tua: Fase Baru dan Pembelajaran Baru

Menjadi Orang Tua: Fase Baru dan Pembelajaran Baru

Hari ketika putra kita lahir, wajahnya yang imut, matanya yang tertutup, dan telapak tangannya yang kecil menyentuh inti hati kita. Dia begitu halus dan lembut sehingga kita takut memeluknya. Seiring berjalannya waktu, kita mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengannya; kita merawatnya lebih dari apa pun di dunia.

Selama 15 hari pertama, saya tidak melakukan apa-apa, tetapi segera saya menyadari bahwa saya perlu membantu istri saya dengan berbagai tugas seperti menyiapkan botol susu, memandikannya, menidurkannya, dan banyak lagi. Anak saya mulai mengenali saya. Setelah beberapa bulan perjalanan mengasuh anak, ikatan yang dibangun antara sang putra dan ayahnya tak terlukiskan.

Saat saya memulai hari, mengucapkan selamat pagi kepada Aayan kecil saya, senyumnya yang manis membuat hari saya menyenangkan. Sebelum mandi, saya memijatnya setiap hari; ini memberi saya perasaan kedekatan yang kuat dengan anak itu. Seiring waktu, kita mengetahui bahwa suara “teluk” yang dia buat menunjukkan bahwa dia lapar, dan ini adalah waktu untuk minum susu. Ikatan kita begitu kuat sehingga tidak ada yang bisa membuatnya tidur kecuali aku; dia tidur dalam satu menit setelah saya menggendongnya. Sangat mengejutkan betapa dia sangat dekat dengan saya, meskipun saya merasa saya tidak melakukan sesuatu yang istimewa untuknya. Satu-satunya hal yang istimewa adalah saya bisa memahami arti dari suara atau gerak tubuh yang dia buat.

Beberapa contohnya adalah – “Bay” berarti dia membutuhkan susu “Ae” adalah “Bawa aku di pangkuan.” Dia ‘berbisik’ saat ingin tidur. Ketika dia ‘menangis’, kita tahu sudah waktunya untuk buang air kecil. Dan, ‘diam’ menunjukkan waktu buang air kecil.

Ternyata menjadi rutinitasnya menangis setiap hari di tengah malam; saat itulah kita tahu bahwa itu adalah waktu menyusuinya, dan kita harus bangun. Dia kembali menangis minta susu pada jam 4 pagi setiap pagi. Secara bertahap, kita memahami sinyalnya dan mulai menyetel alarm untuk jam 12 pagi dan 4 pagi. Sekarang, itu sudah menjadi rutinitas bagi kita juga, dan kita bangun pada jam-jam tersebut bahkan tanpa alarm.

Ada kalanya kita merasa kesal, terutama setelah kelelahan seharian. Namun, saat kita melihat wajahnya yang tersenyum setelah diberi makan, semua kelelahan dan frustrasi kita memudar dalam waktu singkat. Ini masih merupakan fase pembelajaran bagi kita, tetapi tanggung jawab mengasuh anak yang baru ini telah mengajari kita banyak kebiasaan baik. Sekarang saya mencuci tangan saya sebelum menyentuh atau memberinya makan karena saya tahu itu baik untuk anak saya. Tanpa gagal, saya menyikat dua kali sehari, mandi setiap hari, dan tidak berteriak atau kehilangan kesabaran. Saya telah belajar untuk menikmati momen-momen kecil sepanjang hari.

Saya benar-benar menikmati fase kehidupan ini sebagai orang tua baru. Ini meningkatkan saya dan istri saya sebagai pribadi, membuat kita lebih bertanggung jawab. Sekarang, kita juga menyadari semua cinta dan pengorbanan orang tua kita dan bahwa kita harus merawat orang tua kita seperti yang kita lakukan untuk anak-anak kita.

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts