Penokohan adalah: jenis, fungsi, contoh

Penokohan adalah perangkat sastra yang digunakan selangkah demi selangkah dalam sastra untuk menyoroti dan menjelaskan detail tentang karakter tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan adalah tahap awal di mana penulis memperkenalkan karakter dengan kemunculan yang nyata.

Setelah memperkenalkan tokohnya, penulis sering berbicara tentang perilakunya; kemudian, seiring dengan berjalannya cerita, proses pemikiran tokoh juga di tampilkan.

Tahap selanjutnya melibatkan tokoh yang mengekspresikan pendapat dan idenya, dan melakukan percakapan dengan karakter lainnya. Bagian terakhir menunjukkan bagaimana orang lain dalam cerita merespons kepribadian tokoh.

Jenis Penokohan

Seorang penulis dapat menggunakan dua pendekatan untuk memberikan informasi tentang karakter dan membangun gambarnya. Tiga jenis penokohan ini meliputi:

1. Penokohan langsung atau eksplisit

Penokohan semacam ini mengambil pendekatan langsung ke arah pembangunan karakter. Ia menggunakan karakter lain, narator, atau protagonis sendiri untuk memberi tahu pembaca atau audiens tentang subjek tersebut.

Pengarang melukiskan keadaan dan sifat si tokoh, misalnya cerewet, nakal, jelek, baik, berkulit putih, dan sebagainya.

2. Penokohan tidak langsung atau implisit

Ini adalah cara yang lebih halus untuk memperkenalkan karakter kepada penonton. Penonton harus menyimpulkan sendiri karakteristik tokoh dengan mengamati proses pemikirannya, perilaku, ucapan, cara bicara, penampilan, dan cara komunikasi dengan karakter lain, serta dengan melihat respons karakter lain.

Pengarang secara tersamar memberitahukan keadaan tokoh cerita. Watak tokoh dapat disimpulkan dari pikiran, percakapan dan tingkah laku tokoh, bahkan dari penampilannya. Watak tokoh juga bisa disimpulkan melalui tokoh lain yang menceritakan secara tidak langsung.

3. Penokohan Kontekstual

Watak tokoh disimpulkan dari bahasa yang digunakan pengarang secara kontekstual.

Ada tiga macam cara untuk melukiskan atau menggambarkan watak para tokoh dalam cerita, yaitu:

1. Cara analitik

Pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung

2. Cara dramatik

Pengarang menggambarkan watak tokoh dengan cara berikut.

  • Melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh.
  • Menampilkan dialog antartokoh dan dari dialog-dialog itu akan tampak watak para tokoh cerita, menceritakan tingkah laku perbuatan atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.
  • Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
  • Penggambaran tata kebahasaan tokoh.
  • Pengungkapan jalan pikiran tokoh.
  • Penggambaran oleh tokoh lain.

3. Cara gabungan

Menggunakan kedua cara di atas dengan anggapan keduanya bersifat saling melengkapi.

Perhatikan contoh berikut!

a. Teknik analitik

Tiada bandingannya pada zaman, bijaksana, arif budiman. Tiada melanggar hadis dan firman, taat kepada Ilahi Rahman… sekalian larangan tidak berani.

(sumber: Hikayat Mariam Zanariah dan Nurdin Masri)

b. Penggambaran fisik dan perilaku tokoh

Kartawi menelan ludah. la merasa ada gelombang pasang naik dan menyebar ke seluruh tubuh pembuluh darahnya. Di bawah cahaya lampu listrik 10 watt, wajahnya tampak sangat berat dan kecut.

(sumber: Warung Penajem)

c. Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh

Ruang tamu sudah demikian rusak, berantakan, lebih dari kalau anak-anaknya mengadakan pesta ajojing pada ulang tahun mereka. Sementara itu, Roh dan kedua temannya masih saja ngorok dengan sejahtera.

(sumber: roh)

d. Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Mereka hanya mengatakan saya lahir subuh, subuh putri fajar katanya. Tapi, kapan? Kapan? Saya sendiri mana tahu kapan, kalau orang tua saya tidak tahu? Mereka hanya bilang sesudah Jepang pergi. Kapan itu Jepang pergi Nyonya? Mestinya Nyonya dan Tuan mengerti. Mungkin Nyonya bisa tahu.

(sumber: Roh)

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

la ingin menemui anak gadisnya itu pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambut dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya.

f. Penggambaran oleh tokoh lain

“Lalu kenapa Kades marah-marah?” Kang Ursin jadi bingung sendiri.

“Kades marah-marah?” Kamsir malah cekikikan. “Asal Akang tahu saja, kemarin juga Kades marah-marah di depan komandan saya. Dia bilang, Camat itu, baru dipindahkan saja sudah macam-macam. Sudah berani banyak tingkah. Lalu setelah Kades pergi komandan saya bilang; pantas saja Kades marah, karena camat baru berani main mata dengan istri mudanya!.”

Tokoh dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Tokoh utama (protagonis)

Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran utama dalam cerita. la terlibat dalam semua bagian cerita. la bersifat sentral

2. Tokoh yang berlawanan dengan pemeran utama (antagonis)

Tokoh antagonis berperan mempertajam masalah dan membuat cerita menjadi hidup dan menarik.

3. Tokoh pelerai (tritagonis)

Tokoh pelerai adalah tokoh yang tidak memegang peran utama dalam cerita. Biasanya la tidak terlibat dalam semua bagian cerita. Keberadaannya berperan sebagai penghubung antara tokoh protagonis dan antagonis.

4. Tokoh bawahan

Tokoh bawahan disebut juga figuran yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang/mendukung tokoh utama. Adakalanya tokoh ini disebut juga dengan tokoh gagal, badut (the foil) karena hanya bersifat sebagai penghibur.

Penokohan/perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya dan adat istiadat.

Penokohan dalam Drama

Di panggung atau di depan kamera, aktor biasanya tidak punya banyak waktu untuk menggambarkan penokohan. Karena alasan ini, karakter tersebut menghadapi risiko dianggap sebagai orang terbelakang.

Dalam dramaturgi, realis mengambil pendekatan yang berbeda, dengan mengandalkan penokohan tersirat. Ini sangat penting untuk tema narasi berbasis karakter mereka. Contoh-contoh penulis naskah ini adalah Anton Chekhov, Henrik Ibsen, dan August Strindberg.

Contoh penokohan psikologis klasik, seperti The Seagull, biasanya membangun karakter utama secara lebih tidak langsung. Pendekatan ini dianggap lebih efektif karena secara perlahan mengungkapkan gejolak batin karakter, selama pertunjukan, dan membuat penonton terhubung dengan lebih baik.

Para aktor yang bertindak dalam peran seperti itu biasanya menggarap mereka secara mendalam untuk mendapatkan gagasan mendalam tentang kepribadian masing-masing karakter.

Seringkali, selama pertunjukan, drama, atau drama seperti itu, tidak ada pernyataan langsung tentang sifat karakter yang ditemukan. Realisme semacam ini membutuhkan aktor untuk membangun karakter dari sudut pandang mereka sendiri pada awalnya.

Inilah sebabnya mengapa penokohan yang realistis lebih merupakan seni yang halus, yang tidak dapat langsung diakui.

Contoh Penokohan dalam Sastra

Ada banyak contoh penokohan dalam sastra. The Great Gatsby, mungkin yang terbaik. Dalam buku khusus ini, gagasan utama berkisar seputar status sosial setiap karakter.

Karakter utama buku ini, Tn. Gatsby, sangat kaya, tetapi ia bukan bagian dari lapisan atas masyarakat. Ini berarti bahwa dia tidak dapat memiliki Daisy. Tom pada dasarnya didefinisikan oleh kekayaannya dan sifat kasar yang ia gambarkan setiap saat, sementara Daisy dijelaskan oleh Gatsby memiliki suara “penuh uang.”

Teknik lain untuk menyoroti kualitas karakter adalah dengan menempatkannya di area tertentu yang merupakan simbol status sosial. Dalam novel, Gatsby berada di West Egg, yang dianggap kurang trendi daripada East Egg, tempat Daisy tinggal.

Perbedaan ini menunjukkan kesenjangan antara status sosial Jay dan Daisy. Selain itu, Anda mungkin juga memperhatikan bahwa Tom, Jordan, dan Daisy tinggal di East Egg sementara Gatsby dan Nick berada di West Egg, yang sekali lagi menyoroti perbedaan dalam latar belakang keuangan mereka. Pembagian ini diperkuat pada akhir novel ketika Nick mendukung Gatsby melawan orang-orang lain.

Pekerjaan juga telah digunakan dengan sangat bijaksana dalam novel untuk menyoroti karakteristik protagonis tertentu. Contoh utama adalah Gatsby yang, meskipun sangat kaya, dikenal dengan profesinya: bootlegging.

Dia memiliki pekerjaan ilegal yang memberinya banyak uang, tetapi gagal membawanya ke kelas atas masyarakat New York. Sebaliknya, Nick memiliki pekerjaan yang bersih dan adil dari seorang “pria ikatan” yang mendefinisikan karakternya.

Orang miskin Wilson, yang memperbaiki mobil orang kaya, berteman dengan istrinya; dan kemudian ada Jordon, yang disajikan sebagai pro golf tidak jujur.

Fungsi Penokohan

Penokohan adalah komponen penting dalam penulisan literatur yang baik. Fiksi modern, khususnya, telah mengambil keuntungan besar dari perangkat sastra ini. Memahami peran penokohan dalam mendongeng sangat penting bagi setiap penulis.

Singkatnya, ini membantu kita memahami perilaku setiap karakter dalam sebuah cerita dengan membantu kita memahami proses pemikiran mereka. Penggunaan penokohan yang baik selalu mengarahkan pembaca atau audiens untuk lebih berhubungan dengan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

Dialog memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan karakter, karena mereka memberi kita kesempatan untuk memeriksa motivasi dan tindakan karakter lebih dalam.

Related Posts