Seni menjadi ‘Artis Koroner’: Apakah Anda Salah Satunya?

Seni menjadi 'Artis Koroner': Apakah Anda Salah Satunya?

Tetap waras sambil tetap diam adalah seni. Apakah Anda seorang ‘Artis Koroner’? Baca terus…

1. Seni yang baik memerlukan kesetiaan pada sebuah ide. Di masa-masa sulit hari ini, gagasan tentang keselamatan di atas segalanya adalah gagasan itu. Kita harus mengambil banteng dengan tanduknya dan secara kolektif memutuskan untuk melakukan bagian kita untuk keluarga kita dan dunia sekitar. Jalan di depan sepertinya tidak akan ramah. Namun, pertanyaannya adalah— apakah kita punya pilihan?

2. Itu bertumpu pada landasan upaya. Mengkarantina menuntut kita cukup banyak juga— berjalan sejauh itu untuk mempraktikkan kebersihan yang baik, menghindari pertemuan sosial, membatasi berapa kali kita mengunjungi toko untuk membeli barang-barang penting; untuk menyebutkan beberapa. Untuk memahami beratnya masalah, pertimbangkan contoh kasus dari mulut kuda (mare’s?): Ulang tahun pertama putra saya sendiri adalah pada bulan Mei. Saya menghabiskan malam-malam yang tak terhitung banyaknya untuk memikirkan menyusun satu pesta itu foto-foto yang saya pikir akan disimpan untuk anak cucu! Aku sudah merencanakan semuanya. Dari warna balon, venue, pakaian, hingga waktu. Katakan padaku, adakah yang bisa lebih memilukan? Anak saya tidak akan pernah menjadi satu lagi. Saya akan selalu merasa sedih karena tidak bisa merayakannya yang pertama. Tapi siapa yang lebih penting: perayaan atau anak?

3. Gairah merupakan inti darinya. Hasil dari apa pun yang kita curahkan hati dan jiwa kita jarang mengecewakan. Jaminan keamanan—terutama ketika diperoleh dengan susah payah seperti dalam kasus ini—mirip dengan mantra sihir! Melanjutkan dari poin 2 di atas, sebentar lagi anak saya akan balita. Ketika dia akhirnya aman untuk mengadakan pesta ulang tahun, saya akan sangat senang melihatnya memotong kue ulang tahunnya saat dia berdiri di atas kakinya sendiri! Pengorbanan kecil yang kita semua lakukan, tambahkan— setetes demi setetes—dan berkontribusi pada kebaikan umat manusia yang lebih besar.

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts