Apakah soda buruk? 10 konsekuensi kesehatan

Minuman bersoda tidak baik untuk kesehatan karena selain mengandung banyak gula, minuman bersoda juga memiliki komponen yang dapat mempengaruhi kesehatan berbagai organ tubuh.

Selain itu, minuman jenis ini tidak memiliki nilai gizi, sehingga orang tersebut mengonsumsi kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi penting yang mendukung penambahan berat badan dan munculnya beberapa penyakit, seperti diabetes dan hipertensi.

Minuman bersoda juga mengandung asam fosfat, kafein, sirup jagung, natrium, kalium, pewarna dan perasa sebagai bahannya, yang merupakan zat yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bila dikonsumsi secara sering dan dalam jangka panjang.

Apakah soda buruk? 10 konsekuensi kesehatan_0

Beberapa konsekuensi kesehatan utama dari minum minuman ringan adalah:

1. Diabetes

Sekaleng soda mengandung sekitar 10 sendok makan gula, yang sangat meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan kerja insulin dalam tubuh, yaitu hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur gula darah. Sehingga, jika dikonsumsi secara rutin, soda dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.

2. Penambahan berat badan

Gula yang ada dalam minuman bersoda diserap dengan sangat cepat di tingkat usus, yang menyebabkan gula darah naik lebih cepat, disertai dengan keinginan makan yang meningkat. Selain itu, kelebihan gula juga terakumulasi dalam tubuh dalam bentuk lemak, terutama disimpan di hati dan arteri di tingkat perut.

3. Melemahnya tulang dan gigi

Sebagian besar minuman ringan mengandung asam fosfat dalam jumlah tinggi yang mencegah tubuh menyerap kalsium, yang dibuang melalui urin. Ini membuat tulang lebih rapuh, meningkatkan risiko terkena osteoporosis dalam jangka panjang.

Selain itu, keasaman minuman jenis ini dapat menyebabkan erosi pada permukaan email gigi sehingga melemahkan gigi. Gula yang tertelan juga meningkatkan risiko kerusakan gigi.

Asam fosfat ini juga membuat lambung sulit memproduksi asam lambung sehingga menunda proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

4. Batu ginjal

Karena keasaman minuman bersoda, tubuh perlu menggunakan kalsium, yang akan digunakan dalam tulang, untuk menyeimbangkan pH darah. Dengan cara ini, ginjal perlu menghilangkan kalsium yang digunakan dalam proses ini, yang meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, karena penumpukan kalsium di dalamnya.

5. Peningkatan tekanan darah

Minuman bersoda dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara bertahap, terutama karena kandungan sodium dan kafeinnya yang tinggi. Selain itu, kafein bersama dengan gula dapat meningkatkan peradangan pada sistem pencernaan, dehidrasi, dan ketidakseimbangan flora bakteri usus.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa berlebihan, yaitu gula yang ada dalam minuman bersoda, juga merupakan salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi.

6. Perubahan pada otak

Jenis minuman ini dapat menyebabkan perubahan pada otak karena kandungan kafeinnya, karena merangsang berbagai zat dalam tubuh yang mungkin terkait dengan demensia dan alzheimer, misalnya. Selain itu, kafein juga dapat menyebabkan insomnia, agitasi, tremor, dan sakit kepala.

Soda juga memiliki zat lain yang disebut natrium benzoat, yang mungkin juga terkait dengan perubahan memori, koordinasi motorik, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak-anak.

7. Perubahan flora usus

Konsumsi makanan kaya gula yang berlebihan, seperti minuman bersoda, dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, menyebabkan disbiosis dan mendukung munculnya gejala seperti gas usus, mual, dan pencernaan yang buruk, misalnya.

8. Hati berlemak

Konsumsi minuman ringan yang berlebihan meningkatkan risiko hati berlemak, karena kaya akan sirup jagung fruktosa tinggi, yang mendorong peningkatan trigliserida dan glukosa darah, meningkatkan risiko gangguan hati.

9. Kanker

Karena kaya akan gula, seringnya konsumsi soda meningkatkan risiko kanker, bahkan pada orang yang berat badannya sedang. Selain itu, konsumsinya mendukung penambahan berat badan dan perkembangan diabetes, masalah yang juga terkait dengan peningkatan risiko kanker.

10. Penyakit jantung

Minum minuman bersoda dikaitkan dengan peningkatan gula darah, trigliserida, dan kolesterol LDL, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Mengapa wanita hamil dan anak-anak tidak boleh minum

Soda buruk dalam kehamilan karena menyebabkan ketidaknyamanan perut, berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan dapat menyebabkan retensi cairan. Selain itu, minuman ringan berbahan dasar cola seperti Coca-Cola dan Pepsi mengandung banyak kafein, yang selama kehamilan tidak boleh melebihi 200 mg per hari. Jika ibu hamil minum 2 cangkir kopi sehari, dia tidak bisa lagi mengonsumsi kafein.

Minuman bersoda yang mengandung kafein juga tidak boleh diminum saat menyusui karena kafein masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan insomnia pada bayi.

Pada anak-anak, soda dapat menghambat perkembangan fisik dan mental, serta memudahkan timbulnya penyakit seperti obesitas dan diabetes. Minuman bersoda harus dikeluarkan dari makanan bayi, dan jus buah dapat dipilih, selain air, untuk asupan cairan yang cukup.

Cara mengganti cairan pendingin

Salah satu cara untuk mengganti soda adalah dengan konsumsi air berasa atau yang dikenal dengan air berasa. Ini karena biasanya yang digunakan adalah sparkling water dan ditambahkan buah-buahan seperti lemon, strawberry atau jeruk misalnya yang bisa mengingatkan Anda pada rasa soda. Lihat beberapa resep air rasa.

Lihat ahli gizi Tatiana untuk resep sehat pengganti soda:

Related Posts