Bagaimana Mengajarkan Anak Anda untuk Bersyukur dan Mengapa Itu Penting

Bagaimana Mengajarkan Anak Anda untuk Bersyukur dan Mengapa Itu Penting

Mengajari anak Anda untuk mengatakan ‘terima kasih’ bisa menandai awal dari rasa syukur seumur hidup. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki rasa syukur meningkatkan tingkat kebahagiaan mereka sebanyak dua puluh lima persen. Namun, mengajarkan rasa terima kasih kepada anak-anak bisa jadi rumit. Ketika mereka berusia di bawah 7 tahun, mereka mengalami kesulitan besar dalam memahami emosi orang lain. Mari kita lihat beberapa cara menumbuhkan rasa syukur dan penghargaan pada anak.

Mengapa Perlu Mengajarkan Rasa Syukur pada Anak?

Dengan mengembangkan rasa syukur, anak-anak terbuka ke dunia orang lain. Mereka menemukan bahwa dunia lebih dari sekadar apa yang mereka rasakan dan inginkan, pada waktu tertentu. Anak-anak yang bersyukur secara alami menjadi sopan dan baik terhadap orang lain. Dengan mengajarkan apresiasi pada anak, mereka juga belajar menghargai satu sama lain, berbagi mainan, dan berpelukan!

Anak-anak yang memiliki rasa syukur telah terbukti menjadi optimis dan kurang rentan terhadap depresi ketika mereka memasuki usia dewasa. Menurut Mary Jane Ryan, penulis ‘Attitudes of Gratitude’, tidak ada anak yang terlahir bersyukur, tetapi itu adalah sesuatu yang perlu ditanamkan oleh orang tua.

Salah satu keuntungan utama menjelaskan rasa terima kasih kepada anak Anda adalah hal itu memberinya perspektif. Setelah Anda dapat membuat anak Anda sadar akan manfaat dan hak istimewa yang ia nikmati, yang tidak dinikmati oleh banyak anak di dunia, itu bisa membuatnya lebih menghargai berkahnya. Anak Anda, jika tidak diingatkan terus-menerus, bisa terbiasa tidak peduli dari mana mainannya berasal. Begitu dia mengerti bahwa mainan itu tidak muncul begitu saja dan bahwa seseorang bertanggung jawab untuk menciptakannya, ini menciptakan rasa hormat yang baru ditemukan dalam diri anak Anda.

Mengajarkan rasa syukur pada anak itu penting

Rasa syukur juga membantu membina hubungan yang lebih tulus. Ini karena perspektif yang dihasilkannya. Lain kali anak Anda menuntut agar dia segera menginginkan sesuatu, ingatkan dia dengan lembut tentang apa yang sudah dia miliki, dan pahami apakah dia benar-benar membutuhkan objek baru yang dia inginkan. Begitu dia belajar untuk mengakui itu, dia perlahan-lahan akan mulai mendapatkan kemampuan untuk merenungkan permintaannya sebelum mengucapkannya sebagai perintah.

Kapan Anak Mulai Belajar Arti Apresiasi?

Anak-anak dan balita, pada dasarnya, egois. Ini lebih merupakan kebutuhan biologis untuk rezeki, tetapi rasa syukur bisa ditanamkan pada anak-anak di usia yang sangat muda. Sekitar usia 1 hingga 2 tahun, mereka menyadari bahwa mereka adalah manusia yang terpisah dari orang tua mereka, dan bahwa ibu dan ayah melakukan hal-hal untuk membuat mereka bahagia. Anak Anda mungkin tidak dapat mengartikulasikan rasa terima kasih, tetapi ia pasti dapat mulai memahaminya.

Pada usia 2 hingga 3 tahun, mereka dapat mulai berbicara tentang hal-hal yang mereka syukuri atau setidaknya mengungkapkannya dengan tindakan. Pada usia empat tahun, sebagian besar anak mengembangkan kemampuan untuk bersyukur tidak hanya untuk benda-benda materi, tetapi juga untuk tindakan dan gerak tubuh kebaikan, cinta dan kasih sayang.

Mengajarkan rasa syukur pada anak

Cara Mengajarkan Rasa Syukur pada Anak

Di bawah ini adalah dua belas cara untuk mengajar anak-anak untuk bersyukur dan menghitung berkat mereka.

1. Model Peran

Cara terbaik untuk mengajarkan filosofi hidup, seperti rasa syukur, adalah dengan memberi contoh dan bukan dengan ceramah. Anak-anak belajar paling baik dengan meniru orang tua mereka, dan cara apa yang lebih baik selain memimpin dengan memberi contoh! Cara sederhana untuk memulai adalah dengan mengatakan “terima kasih” dan “tolong” kepada pasangan dan anak Anda, sesering mungkin. Bawalah topik syukur sesering mungkin. Saat pergi jalan-jalan di hari yang cerah, Anda bisa mengatakan “betapa beruntungnya kita bisa berjalan-jalan di hari yang cerah dan cerah ini!” Ini juga mengajarkan untuk mensyukuri hal-hal yang paling sederhana dan paling biasa, yang seringkali cenderung diabaikan.

Jadilah teladan untuk mengajarkan rasa syukur

2. Dorong Anak untuk Membantu

Dengan mendorong anak Anda untuk membantu pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci piring atau menyiram tanaman, Anda menciptakan lingkungan bagi mereka untuk belajar bersyukur. Dengan melakukan sesuatu secara fisik, anak Anda menyadari bahwa itu membutuhkan usaha dan bahwa ia tidak boleh menerima begitu saja. Di sisi lain, semakin banyak yang Anda lakukan untuk anak Anda tanpa mengungkapkan upaya yang diperlukan, semakin banyak peluang bagi anak Anda untuk menerima begitu saja.

Anak melakukan pekerjaan rumah tangga

3. Berinteraksi dengan Anak Anda

Meminta anak Anda untuk menyebutkan hal yang harus disyukuri (hal baru setiap hari) adalah cara yang baik untuk membuat anak Anda merasa bersyukur. Pastikan untuk menyisihkan waktu untuk interaksi tatap muka dengan anak Anda. Banyak keluarga merasa waktu makan malam cukup cocok untuk ini.

Berinteraksi dengan anak-anak

4. Mendorong Berdonasi untuk Yang Membutuhkan

Mencatat barang-barang yang tidak terpakai seperti buku, mainan dan pakaian dan menyumbang kepada mereka yang membutuhkan adalah contoh yang bagus untuk mempromosikan kemurahan hati pada anak-anak. Mengambil anak Anda untuk mengunjungi mereka yang dalam kondisi kurang istimewa memberi mereka kebutuhan kehidupan nyata untuk menjadi ramah.

Membantu yang membutuhkan

5. Berikan Contoh Konkret

Pemberian contoh kejadian nyata yang mendorong kedermawanan harus dilakukan agar anak dapat belajar dari kejadian nyata tersebut. Salah satu contoh cara mengajarkan apresiasi kepada anak-anak dapat berupa membagikan kabar baik, seperti – “Kita mendapat komputer baru di tempat kerja kita hari ini! Betapa beruntungnya kita mendapatkan yang lama kita diganti!”.

Menghabiskan waktu bersama anak

6. Dorong Membaca Buku yang Menumbuhkan Rasa Syukur

Buku-buku seperti ‘Giving Tree’ dan ‘Sudahkah Anda Mengisi Ember Hari Ini?’ memiliki landasan moral yang kuat dan menyediakan bahan bacaan yang sangat baik.

Membaca buku yang mempromosikan rasa syukur

7. Bersikeras pada Catatan ‘Terima Kasih’

Catatan terima kasih bahkan bisa berarti selembar kertas kecil dengan bunga di atasnya. Anak-anak senang mengekspresikan emosi dalam bentuk huruf kecil dan gambar. Dorong anak Anda untuk membuat catatan ‘terima kasih’ setiap kali ada kejadian yang perlu diberi ucapan terima kasih. Misalnya, dia bisa menulis surat kepada seseorang yang memberinya mainan yang indah di hari ulang tahunnya.

Terima kasih catatan

8. Bersikaplah Asertif

Sebagian besar anak-anak melacak hal-hal terb
aru di pasar dan terus mengganggu orang tua mereka untuk hal yang sama. Mereka mungkin meminta mainan, video game, atau cokelat. Sebagai orang tua, Anda cenderung memenuhi semua keinginan anak Anda. Beberapa dari kita mungkin membeli apa pun yang mereka inginkan untuk mengakhiri amukan mereka. Sikap ini akan menyabotase pertumbuhan rasa syukur pada anak Anda. Orang tua harus menyadari bahwa mengatakan ‘tidak’ terlalu sering akan membuat ucapan ‘ya’ terdengar lebih manis. Kebijakan ini akan membantu Anda membesarkan anak dengan sikap syukur.

Katakan tidak sesekali

9. Sabar

Anda harus memahami bahwa anak Anda tidak akan menyerap kebiasaan ini secara tiba-tiba. Mungkin perlu waktu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun – dan mendengar ‘tidak’ saat meminta keinginannya pasti akan membuat dia menangis! Orang tua harus tetap tenang dan membantu anak untuk menumbuhkan kebiasaan menghargai dan bersyukur.

Sabar

10. Terima kasih kepada mereka yang melayani Anda

Anak-anak perlu mengucapkan terima kasih kepada mereka yang melayani mereka. Misalnya, kebanyakan dari kita cenderung menganggap remeh pekerjaan yang dilakukan oleh pembantu rumah tangga kita. Anak-anak kita juga mengikuti jejak kita. Sebagai orang tua, kita harus menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak-anak kita. Seorang kondektur bus, penyapu di sekolah, sopir atau pembantu rumah tangga di rumah harus berterima kasih atas layanan yang diberikan oleh mereka. Anak-anak harus dilatih untuk menghormati orang-orang seperti itu.

Berterima kasih kepada mereka yang melayani Anda

11. Memelihara Jurnal

Minta anak Anda untuk mencatat hal-hal yang ia syukuri setiap hari. Di akhir minggu, Anda bisa membuatnya membacakan dengan lantang yang sama. Ini akan mendorongnya untuk memikirkan setiap aspek kehidupannya dan menghitung berkat-berkatnya.

Memelihara jurnal

12. Ulang Tahun – Rayakan dengan Bertanggung Jawab!

Biasanya, ulang tahun dipandang sebagai hari di mana anak cenderung melakukan mode habis-habisan, saya-butuh-segalanya. Meskipun merayakan ulang tahunnya akan menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan, membuatnya juga mengerti betapa beruntungnya dia memiliki orang-orang yang mencintainya dan merayakannya, serta melimpahkan berkah untuknya. Ajari dia untuk mengirim ucapan terima kasih kepada para tamu yang datang ke pesta ulang tahunnya dan memberinya hadiah juga.

Merayakan ulang tahun

13. Paparkan Anak pada Konsekuensi dari Tindakan Mereka

Mengekspos anak-anak pada konsekuensi dari tindakan mereka adalah cara yang sederhana namun ampuh untuk membantu anak-anak belajar tentang rasa syukur. Perhatian harus diberikan untuk tidak menyelamatkan mereka atau menyuap mereka keluar dari situasi apa pun.

Mengajari tindakan anak-anak memiliki konsekuensi

Karena telah terbukti bahwa membesarkan anak dengan sikap syukur dapat menciptakan kebahagiaan seumur hidup bagi anak-anak Anda, penting untuk memulai praktik ini sejak usia dini.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Sopan santun pada Anak

Related Posts