Cara Membedakan Drama dan Bermain

Perbedaan Utama – Drama vs. Main

Drama dan bermain adalah dua kata yang sering digunakan secara bergantian. Namun, ada perbedaan halus antara kedua kata ini dalam hal penggunaan dan makna. Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara drama dan drama secara rinci.

Drama

Drama adalah salah satu bentuk karya sastra tulis yang berbentuk prosa atau sajak, biasanya berbentuk dialog yang ditujukan untuk pertunjukan. Kata drama berasal dari kata Yunani ‘ dran’ yang berarti “melakukan”. Maka dari itu, kita dapat mengatakan bahwa drama biasanya dikaitkan dengan gagasan aksi. Drama umumnya dianggap sebagai cerita tentang peristiwa dalam kehidupan karakter. Ketika berbicara tentang drama, kita juga harus memahami beberapa kata yang berasal dari dan sering dikaitkan dengan drama.

  • Dramatis – Gagasan konflik, ketegangan, kontras, dan emosi yang biasanya dihubungkan dengan drama.
  • Seni drama – Komponen yang diperlukan untuk menulis dan memproduksi drama, seperti penulisan naskah drama, akting, dan pengaturan kostum dan latar belakang.
  • Dramaturg – Seseorang yang bekerja bersama penulis untuk mengembangkan drama mereka untuk pertunjukan.

Bermain

Istilah bermain dikatakan berasal dari kata Belanda Tengah ‘pleien’ yang berarti ‘melompat kegirangan’, ‘menari’. Drama adalah bentuk sastra yang ditulis oleh seorang penulis drama; drama biasanya terdiri dari dialog antar karakter, dimaksudkan untuk pertunjukan teater daripada hanya membaca. Namun, istilah ‘ bermain’ sering digunakan untuk merujuk pada karya tertulis dari penulis naskah (script) serta produksi di atas panggung.

Perbedaan Antara Drama dan Bermain

Perbedaan paling signifikan antara kedua entitas ini adalah drama adalah istilah untuk bentuk sastra tertulis yang ditujukan untuk pertunjukan, sedangkan drama adalah istilah untuk pertunjukan teater. Dengan kata sederhana, drama harus dibaca dan drama harus dilihat. Namun, orang yang berbeda mungkin memberikan interpretasi yang berbeda untuk apa yang mereka baca. Artinya, dalam sebuah drama, kita hanya membaca dialog dan arahan panggung; kita sering membayangkan kinerja dalam pikiran kita. Namun dalam sebuah drama, penonton bisa melihat cerita yang dimainkan. Di sini kita tidak perlu membayangkan emosi karakter, efek suara dan cahaya atau pengaturan latar belakang. Selain itu, lakon tersebut mungkin menghadirkan interpretasi yang berbeda dari apa yang kita pahami dari membaca drama. Perbedaan ini bahkan dapat dibuat dari perubahan nada, suasana hati atau gerak tubuh yang paling halus. Dapat dikatakan bahwa lakon memberikan interpretasi seniman terhadap drama.

Gambar Courtesy:

“Hamlet, Act IV, Scene V (ophelia Before King And Queen), Benjamin West, 1792” oleh Benjamin West – Karya sendiri. Dilisensikan di bawah Domain Publik melalui Wikimedia Commons

Related Posts