Déjà vu: mengapa itu terjadi dan apa artinya

Déjà vu adalah istilah Perancis yang berarti “sudah terlihat”. Istilah déjà vu digunakan untuk menunjukkan sensasi bahwa orang tersebut telah hidup di masa lalu pada saat yang tepat yang dia lalui di masa sekarang, atau perasaan bahwa tempat asing sudah dikenalnya.

Ini adalah perasaan aneh di mana orang tersebut berpikir “Saya pernah mengalami situasi ini sebelumnya” dan biasanya tidak dianggap sebagai masalah, terkait dengan kelelahan atau kecemasan. Namun, ketika déjà vu berulang, berkepanjangan, disertai dengan sensasi seperti ketakutan atau kemarahan, atau gejala seperti sakit kepala, dapat mengindikasikan penyakit saraf seperti migrain atau epilepsi. Pahami lebih baik apa itu epilepsi dan penyebabnya.

Jika diduga déjà vu disebabkan oleh epilepsi atau migrain, penting untuk berkonsultasi dengan ahli saraf untuk evaluasi. Meskipun tidak ada penjelasan ilmiah tunggal untuk penyebab déjà vu, jika disebabkan oleh salah satu dari kondisi ini, pengobatannya mungkin dilakukan.

Déjà vu: mengapa itu terjadi dan apa artinya_0

Mengapa deja vu bisa terjadi?

Beberapa teori, meskipun agak rumit, dapat menjelaskan mengapa déjà vu terjadi:

1. Aktivasi otak yang tidak disengaja

Teori ini menggunakan asumsi bahwa otak mengikuti dua langkah saat mengamati pemandangan yang sudah dikenal:

  1. Cari semua memori untuk yang lain yang mengandung elemen serupa;
  2. Jika Anda mengidentifikasi ingatan yang mirip dengan apa yang sedang dialami, beri tahu mereka bahwa itu adalah situasi yang serupa.

Namun, proses ini bisa salah dan otak bisa berakhir dengan menunjukkan bahwa suatu situasi serupa dengan yang lain yang telah dialami, padahal sebenarnya tidak.

2. Kerusakan memori

Ini adalah salah satu teori tertua, di mana para peneliti percaya bahwa otak melewati ingatan jangka pendek, segera sampai pada ingatan yang lebih tua, membingungkannya dan percaya bahwa ingatan yang lebih baru, yang mungkin masih dibangun tentang saat yang dijalani, adalah tua, menciptakan perasaan bahwa situasi yang sama pernah dialami sebelumnya.

3. Pemrosesan ganda

Teori ini berkaitan dengan bagaimana otak memproses informasi yang berasal dari indra. Dalam situasi normal, lobus temporal belahan kiri memisahkan dan menganalisis informasi yang masuk ke otak dan kemudian mengirimkannya ke belahan kanan, dan informasi ini kemudian kembali ke belahan kiri.

Jadi, setiap potongan informasi melewati sisi kiri otak dua kali. Ketika bagian kedua ini membutuhkan waktu lebih lama untuk terjadi, otak mungkin mengalami kesulitan yang lebih besar dalam memproses informasi, mengira itu adalah ingatan dari masa lalu.

4. Kenangan dari sumber yang salah

Otak kita menyimpan ingatan yang jelas dari berbagai sumber seperti kehidupan sehari-hari, film yang kita tonton, atau buku yang kita baca di masa lalu. Dengan demikian, teori ini mengusulkan bahwa, ketika déjà vu terjadi, otak sebenarnya mengidentifikasi situasi yang mirip dengan sesuatu yang kita tonton atau baca, mengira itu adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

apa artinya

Dalam kebanyakan kasus, déjà vu hanya berarti kelelahan, kecemasan, atau stres. Namun, ketika déjà vu terjadi sangat sering, berkepanjangan atau disertai dengan pingsan, sensasi seperti ketakutan, kemarahan atau euforia, atau gejala seperti jantung berdebar kencang, pucat, dan gerakan tubuh yang berulang-ulang, ini mungkin mengindikasikan serangan epilepsi.

Juga, déjà vu terkadang bisa menjadi gejala yang menyertai serangan migrain, dan bisa terjadi sebelum atau selama episode sakit kepala. Dalam hal ini, gejala lain seperti penglihatan kabur atau melihat cahaya juga dapat terjadi. Pahami lebih baik apa itu migrain dan gejala lain yang mungkin timbul.

Dalam kasus dugaan epilepsi atau migrain, penting untuk berkonsultasi dengan ahli saraf untuk evaluasi terperinci dan memulai pengobatan yang tepat.

Related Posts