Detak jantung pada bayi dan anak-anak biasanya lebih cepat daripada orang dewasa tanpa dianggap sebagai masalah. Umumnya detak jantung anak cenderung menurun saat tidur atau saat istirahat dan meningkat saat anak menangis, merasakan sakit dan sedang bermain, misalnya.
Namun, perubahan detak jantung juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti asma, anemia atau gastroenteritis, namun biasanya disertai dengan gejala seperti demam, muntah, diare atau sesak napas. Selain itu, gejala seperti mengantuk, pingsan, atau kesulitan bernapas juga dapat muncul dan mengindikasikan penyakit yang lebih serius seperti aritmia atau meningitis.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika terjadi perubahan detak jantung dengan gejala lain. Selain itu, disarankan untuk mencari keadaan darurat jika terjadi perubahan detak jantung, disertai rasa kantuk atau sesak napas.
Tabel detak jantung normal pada anak-anak
Tabel berikut menunjukkan rentang detak jantung normal dari bayi baru lahir hingga usia 18 tahun:
Usia |
detak jantung |
0-3 bulan |
123-164 dpm |
3-6 bulan |
120-159 dpm |
6-9 bulan |
114-152 dpm |
9-12 bulan |
109-145 dpm |
12-18 bulan |
103-140 dpm |
18-24 bulan |
98-135 dpm |
2-3 tahun |
92-128 bpm |
3-4 tahun |
86-123 dpm |
4-6 tahun |
81-117 dpm |
6-8 tahun |
74-111 dpm |
8-12 tahun |
67-103 dpm |
12-15 tahun |
62-96 bpm |
15-18 tahun |
58-92 dpm |
*bpm: denyut per menit. |
Untuk menilai detak jantung dengan benar, penting agar bayi atau anak beristirahat setidaknya selama 5 menit dan kemudian memakai monitor detak jantung di pergelangan tangan atau jari, misalnya. Pelajari lebih detail tentang cara mengukur detak jantung Anda.
Perubahan detak jantung pada anak-anak
Detak jantung bayi dan anak-anak dapat meningkat atau menurun dalam situasi yang berbeda, seperti saat tidur saat demam.
Apa yang meningkatkan detak jantung
Peningkatan denyut jantung (takikardia) dianggap ketika denyut jantung di atas batas normal untuk usia anak. Jadi, situasi paling umum yang menyebabkan peningkatannya adalah demam dan tangisan, tetapi ada situasi lain yang lebih serius, seperti kekurangan oksigen, dehidrasi, nyeri, anemia, dan aritmia. Lihat lebih banyak penyebab yang meningkatkan detak jantung.
Apa yang memperlambat detak jantung
Detak jantung dianggap lambat (bradikardia) bila detak jantung berada di bawah kisaran normal untuk usia anak. Umumnya penurunan terjadi pada situasi seperti tidur atau istirahat, namun bisa juga disebabkan oleh aritmia, hipotiroidisme, sesak napas yang parah atau peningkatan tekanan intrakranial, misalnya. Lihat lebih banyak penyebab detak jantung lambat.
Apa yang harus dilakukan ketika ketukan diubah
Beberapa tindakan dapat membantu menormalkan detak jantung anak, seperti:
- Obati demam dengan mandi dan antipiretik, seperti yang diinstruksikan oleh dokter;
- Hindari dehidrasi dengan minum cairan;
- Gunakan serum buatan sendiri atau serum rehidrasi oral jika terjadi muntah atau diare;
- Obati serangan asma dengan bronkodilator, sesuai indikasi dokter.
Namun, bila perubahan detak jantung disertai dengan gejala, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak sesegera mungkin agar penyebabnya dapat diketahui dan pengobatan yang paling tepat dapat dimulai.
Selain itu, jika terjadi gejala seperti pingsan, mengantuk, pucat, lelah, buang air kecil berkurang, atau perubahan pada kulit, seperti penampilan kebiruan atau seperti kelereng, penting untuk mencari perawatan darurat untuk evaluasi.
Tanda peringatan untuk pergi ke dokter anak
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika:
- Demam;
- Nyeri;
- Diare;
- Muntah;
- Mengi di dada;
- Batuk.
Namun, jika terjadi gejala seperti pucat, mengantuk, pingsan, sulit bernapas, kelelahan, urin sedikit atau perubahan kulit seperti kebiruan atau penampilan seperti kelereng, penting untuk mencari perawatan darurat untuk evaluasi. Selain itu, jika anak mengalami jantung berdebar bahkan saat istirahat atau menangis tak terhibur, evaluasi dalam keadaan darurat juga dianjurkan.