Teori-teori Asal Mula Jagad Raya

Beberapa ahli mengemukakan teori-teori asal mula jagad raya yang diantaranya ada teori big bang, teori keadan tetap serta teori mengambang dan memanpat. Dari masing-masing teori tersebut mereka menafsirkan bagaimana asal mula jagad raya ini. Agar lebih tau tentang teori-teori tersebut mari kita simak uraian berikut ini.

Kosmografi : Batasan dan manfaatnya bagi kehidupan manusia

Pengetahuan posisi berbagai benda langit yang di pelajari dalam kosmografi bentuk yang paling awal telah lama di manfaat kan oleh berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk menunjukan arah atau posisi pengamat atau sebagai panduan suatu kegiatan budaya. Sebagai contoh :

  1. Pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai beberapa posisi rasi bintang sebagai petunjuk untuk memulai perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.
  2. Ketua suku dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan sekitarnya untuk menentukan kapan suatu acara atau kegiatan penanaman di mulai.

Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan di buat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi dan astronomi mendapat banyak kontribusi dari kosmografi. Teori – teori terjadinya Jagat raya adalah sebagai berikut.

Teori big bang

Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble.

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya

Teori keadaan tetap

Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.

Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalahhidrogen.

Teori mengambang dan memampat (oscillating theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.

Tahap ini diperkirakan  berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.

Related Posts