Lichen sclerosus atrofi: apa itu, gejala, penyebab dan pengobatan

Lichen sclerosus, atau atrophic sclerosus, adalah penyakit kulit kronis yang menyebabkan munculnya lesi keputihan di area anus dan genital, serta gatal, iritasi lokal, dan pengelupasan.

Lichen sclerosus dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause. Penyebab lichen sclerosus belum diketahui dengan pasti, namun diyakini kemunculannya terkait dengan perubahan genetik dan imunologi.

Perawatan untuk lichen sclerosus bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah munculnya perubahan baru, dan penting agar perawatan dilakukan sesuai dengan rekomendasi ginekolog atau dokter kulit, di mana penggunaan salep dengan kortikosteroid, misalnya, dapat diindikasikan.

Lichen sclerosus atrofi: apa itu, gejala, penyebab dan pengobatan_0

Gejala Lichen Sclerosus

Gejala utama lichen sclerosus adalah:

  • Lepuh pada kulit di sekitar anus dan alat kelamin;
  • Munculnya bintik-bintik putih-merah;
  • Mengupas dan memecahkan kulit;
  • Kulit gatal dan teriritasi, terutama pada malam hari;
  • Nyeri saat buang air kecil, buang air besar dan saat berhubungan intim;
  • Adanya pruritus;
  • Mengubah warna lokasi.

Dalam beberapa kasus, kulit di area yang terkena juga bisa berubah, menjadi lebih tipis atau lebih tebal.

Cara memastikan diagnosis

Diagnosis lichen sclerosus harus dibuat oleh ginekolog, ahli urologi atau dokter kulit berdasarkan observasi dan evaluasi gejala yang disajikan oleh orang tersebut.

Selain itu, dokter harus meminta biopsi, dan sampel jaringan yang terluka harus dikumpulkan sehingga karakteristik sel dapat diverifikasi dan hipotesis kanker kulit dapat disingkirkan.

Apa yang menyebabkan lichen sclerosus

Penyebab sebenarnya dari lichen sclerosus atrofi belum diketahui, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemunculannya mungkin terkait dengan infeksi oleh Human Papillomavirus (HPV) atau ekspresi berlebihan p53, yang merupakan protein yang terlibat dalam pengaturan siklus sel. Dipercaya juga bahwa perkembangan lichen sclerosus terkait dengan faktor genetik dan imunologi.

Bagaimana pengobatan dilakukan

Perawatan untuk lichen sclerosus atrofi harus dipandu oleh dokter kulit, oleh ginekolog, untuk wanita, atau oleh ahli urologi, untuk pria, dan biasanya dilakukan dengan penggunaan salep kortikoid, seperti Clobetasol Propionate, diterapkan. setiap hari di daerah yang terkena. Selain itu, selama perawatan, penting untuk:

  • Hindari menggaruk area yang terkena;
  • Kenakan pakaian longgar dan sebaiknya katun;
  • Hindari mengenakan pakaian dalam di malam hari, saat lichen sclerosus muncul di area genital;
  • Jaga kebersihan situs dengan air dan sabun netral.

Pada beberapa kasus, dokter juga dapat menganjurkan penggunaan obat golongan antihistamin, seperti Cetirizine atau Desloratadine, untuk meredakan gatal dan bengkak pada area kulit.

Related Posts