Memahami Psikologi Anak dan Cara Menangani Perilaku Buruknya

Memahami Psikologi Anak dan Cara Menangani Perilaku Buruknya

Semua orang menyukai anak-anak. Sifat polos mereka, kenakalan mereka, senyum mereka dan apa yang tidak. Anak-anak adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Tetapi bagaimana jika anak-anak berperilaku buruk? Ini juga alami. Mereka adalah manusia; mereka memiliki emosi. Namun terkadang berperilaku buruk dengan orang lain menjadi kebiasaan, maka itu menjadi perhatian. Jadi untuk itu, pertama-tama, kita harus memahami psikologi di balik perilaku buruk mereka.

Alasan Dibalik Perilaku Buruk

Alasan utama perilaku buruk seorang anak adalah ketika mereka lapar, mengantuk, atau lelah. Anak-anak selalu membutuhkan perhatian. Orang tua sering memberi mereka banyak perhatian, tetapi ketika mereka tidak mendapatkan perhatian, mereka mulai berperilaku tidak baik untuk mendapatkan perhatian. Dari pengalaman pribadi saya, anak-anak berperilaku buruk ketika hal-hal tidak terjadi menurut mereka, karena mereka harus berbagi televisi atau mainan atau apa pun yang diatur menurut mereka dan seseorang mengubahnya. Terkadang, anak-anak juga membutuhkan kemandirian. Mereka ingin melakukan hal-hal sesuai keinginan mereka seperti ingin memakai pakaian pilihan mereka sendiri atau ingin membuat makanan ringan sendiri. Ada banyak alasan lain juga. Setiap anak berbeda, sehingga perilaku mereka juga berubah sesuai dengan itu.

Sekarang kita harus mengerti bagaimana mengendalikan perilaku buruk mereka.

Cara Mengendalikan Kelakuan Buruk Anak

Ketika kita memahami alasan di balik perilaku buruk, kita akan tahu bagaimana menangani perilaku buruk mereka.

1. Menghargai

Kita semua membutuhkan penghargaan dalam hidup. Ketika kita dihargai, kita merasa termotivasi dan bahagia. Hal yang sama berlaku untuk anak-anak. Kita harus selalu menghargai anak-anak kita. Mereka akan merasa senang dan puas, dan kemungkinan perilaku buruk akan turun.

2. Jangan membandingkan

Perbandingan adalah hal terburuk. Tidak ada dua anak yang bisa sama. Setiap orang memiliki identitas dan sifat masing-masing. Jadi jangan pernah membandingkan anak Anda dengan anak lain. Ini akan berdampak negatif pada anak Anda.

3. Alihkan pikiran mereka

Jika anak sedang marah, usahakan segera alihkan pikirannya, jangan dimarahi. Memarahi akan membuat situasi semakin buruk. Cobalah untuk berbicara tentang beberapa topik lain. Ketika Anda mengalihkan pikiran mereka, itu akan membuat mereka tenang.

4. Hubungkan

Tidak peduli seberapa sibuk Anda, cobalah untuk terhubung dengan mereka, dengarkan mereka dengan seksama, perhatikan masalah mereka, dan dukung mereka.

5. Beri mereka waktu

Setiap anak membutuhkan waktu orang tuanya. Jadi meskipun jadwal kita sibuk, kita harus memberikan waktu untuk anak-anak kita. Mereka paling membutuhkan kita. Kita adalah orang yang dapat memecahkan masalah mereka lebih baik daripada siapa pun di dunia ini.

6. Komunikasi adalah kuncinya

Ya itu benar; kita harus selalu menjaga komunikasi dengan anak kita. Bagaimana perasaan mereka, apa yang mereka inginkan, apa kebutuhan mereka, keinginan mereka. Apa yang membuat mereka bahagia. Jadi komunikasi adalah hal yang paling penting. Kesenjangan komunikasi bisa berbahaya bagi kita berdua.

Jadi ini adalah beberapa poin dasar berdasarkan pengalaman pribadi saya. Tetapi setiap anak berbeda, dan tuntutan serta keinginan mereka juga berbeda. Tapi, di atas segalanya, yang berhasil dengan setiap anak adalah ‘cinta’. Jadi tetaplah sayangi anak-anak Anda karena mereka adalah yang terpenting dalam hidup Anda.

Saya harap artikel saya dapat membantu Anda semua dalam hal apa pun karena kita semua adalah ibu dan kita setiap hari mengelola dan menangani tantrum anak-anak kita. Kita semua mencintai mereka. Selamat menjadi ibu untuk semua orang!

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts