Membesarkan Anak yang Tidak Bersyukur

Membesarkan Anak yang Tidak Bersyukur

Bukan hal yang aneh bagi orang tua untuk mengalami saat-saat ngeri ketika seorang anak menunjukkan sikap tidak tahu berterima kasih. Seorang putra atau putri yang tidak tahu berterima kasih yang hanya mengeluh, “Hanya itu yang saya dapatkan untuk ulang tahun saya?” ketika mereka membuka hadiah mereka atau “Saya tidak pernah melakukan apa yang saya inginkan, tidak seperti teman-teman saya yang beruntung.” adalah sesuatu yang ditakuti dan tidak ingin didengar orang tua. Meskipun sangat normal bagi anak-anak untuk memiliki momen mereka, adalah bijaksana untuk terus memeriksa perilaku mereka karena kurangnya rasa syukur bisa membuat frustrasi. Jika sikap anak Anda tampaknya menurun, dan sikap tidak berterima kasih bersifat permanen, maka ada cara untuk memperbaikinya.

Bagaimana Mengetahui Jika Anak Anda Tidak Bersyukur?

Sebagian besar anak mengalami kesulitan mengatur emosi mereka, terutama dalam hal kebutuhan materialistis. Baik itu permintaan mereka untuk perangkat baru atau es krim yang lebih besar; ledakan mereka terkadang bisa membuat Anda lengah. Jika perilaku kurang baik ini menjadi keadaan yang konstan, ada masalah yang lebih besar di tangan – anak manja. Ada beberapa tanda yang akan mengungkapkan hal ini:

1. Anak Anda Tidak Bisa Mendengar Kata “Tidak”

Salah satu langkah terbaik untuk menentukan apakah anak Anda tidak tahu berterima kasih adalah dengan melihat bagaimana ia mengatasi penolakan akses ke sesuatu. Semakin banyak anak mendengar “Tidak”, semakin baik mereka menerima kenyataan. Jika anak-anak tidak dapat mentolerir mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka itu adalah tanda pasti bahwa mereka manja atau tidak tahu berterima kasih.

2. Meremehkan Hadiah yang Tidak Mereka Inginkan

Menerima hadiah dengan penuh syukur, meskipun anak-anak tidak menyukainya atau tidak menginginkannya, adalah sesuatu yang perlu dikuasai oleh anak-anak. Jika tidak, kemungkinan besar mereka tidak tahu berterima kasih. Tanggapan yang marah dan bermusuhan bisa menjadi tanda ketidakbersyukuran mereka.

3. Penolakan untuk Mengikuti Aturan

Jika anak Anda mengamuk atau marah ketika tiba waktunya untuk menyerahkan remote TV atau mematikan video game, maka itu adalah tanda yang menunjukkan bahwa ia tidak bersyukur atas apa yang dapat ia nikmati.

4. Tantrum Berulang

Tantrum adalah cara yang efektif bagi anak-anak untuk mengomunikasikan ketidaksenangan dan ketidaksukaannya terhadap apa pun. Jika anak Anda berulang kali membuat ulah ketika ditolak sesuatu, maka itu menunjukkan dia tidak bersyukur atas apa yang dia miliki.

5. Anak Tidak Menunjukkan Rasa Syukur

Tata krama dan kesopanan adalah kunci perilaku anak. Jika anak Anda tidak berterima kasih kepada seseorang untuk gerakan terkecil atau mengungkapkan rasa terima kasihnya bahkan ketika diminta, maka itu merupakan indikator bahwa dia tidak tahu pentingnya rasa terima kasih.

Mengapa Anak Anda Terlihat Tidak Bersyukur?

Beberapa alasan yang paling umum dapat dibeli oleh orang tua sendiri. Mari kita lihat beberapa di antaranya:

1. Hak

Memberi anak semua yang dia inginkan saat dia mau bisa menciptakan rasa berhak yang salah. Memanjakan diri secara berlebihan dapat menjadi epidemi yang menciptakan harapan yang tidak realistis, tidak pantas, dan tidak sesuai tentang kondisi hidup dan pengobatan. Dalam upaya untuk membuat anak mereka bahagia, orang tua tunduk pada setiap permintaan dan menciptakan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan.

2. Hidup Dalam Gelembung Terlindungi

Kehidupan yang tanpa perbandingan bisa berbahaya bagi seorang anak. Jika dia dibesarkan di dunia di mana dia tidak menyadari kejadian di luar, itu bisa menciptakan gambaran yang tidak realistis tentang apa sebenarnya kehidupan itu. Penting untuk membuat anak-anak belajar menyumbangkan mainan mereka dan menyadari bahwa setiap orang tidak memiliki hak yang sama.

3. Hadiah

Ada hubungan antara rasa syukur dan penghargaan. Anak-anak kemungkinan besar akan menghargai nilai dari sesuatu yang mereka terima sebagai hadiah atas usaha mereka dan akan lebih bersyukur. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan hadiah ulang tahun yang diberikan harus dikaitkan dengan perilaku dan tingkat kedewasaan mereka yang meningkat. Anak kemudian menyadari bahwa usahanya akan dihargai dan lebih bersyukur atas kemurahan hati si pemberi.

4. Kebutuhan akan Otonomi

Terkadang anak-anak tidak tahu berterima kasih karena mereka pikir mereka membutuhkan kemandirian dan otonomi untuk memutuskan apakah mereka perlu bersyukur atau tidak. Hal ini mungkin biasa terjadi di kalangan remaja dan remaja yang sedang memasuki fase baru dalam kehidupan mereka. Berapapun usianya, setiap orang perlu mensyukuri apa yang dimilikinya. Tak terkecuali anak-anak atau remaja.

Bagaimana Mendisiplinkan Anak yang Tidak Bersyukur?

Jika Anda mengidentifikasi dengan salah satu alasan di atas dan menemukan bahwa anak Anda menunjukkan tanda-tanda tidak tahu berterima kasih, maka jangan khawatir lagi. Ada cara untuk menghadapi anak yang tidak tahu berterima kasih. Anda bisa membalikkannya dan menggigitnya sejak awal. Berikut beberapa strategi pendisiplinan yang dapat membantu anak menjadi lebih bersyukur :

1. Tunjukkan

Ketika Anda mendengar anak Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang menunjukkan rasa tidak berterima kasih, tunjukkan itu. Anda tidak harus tegas. Bersikaplah tegas dan tegas dan ingatkan dia bahwa dia harus bersyukur atas apa yang dia miliki.

2. Ajarkan Empati

Anak-anak perlu tahu bahwa kata-kata dan tindakan mereka mempengaruhi orang lain. Ajari anak Anda bahwa perilakunya dapat berdampak pada perasaan orang lain. Minta dia untuk meluangkan waktu sejenak dan memikirkan bagaimana perasaannya jika dia diajak bicara seperti itu.

3. Gratifikasi yang Tertunda

Anak-anak tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bersyukur dan berterima kasih jika tuntutan mereka segera dipenuhi. Menunda hadiah mereka satu atau dua hari akan membuat mereka menyadari pentingnya menunggu. Cara lain untuk menunda kepuasan adalah dengan menghubungkan hak istimewa dengan perilaku. Pastikan Anda membuat si kecil memahami bahwa ia akan mendapatkan waktu bermain, tanggal bermain, atau bahkan mainan favoritnya hanya jika ia menunjukkan perilaku yang dapat diterima.

4. Menumbuhkan Sifat Bersyukur

Dengan menjadi panutan yang baik, Anda bisa menumbuhkan rasa syukur pada anak Anda. Pastikan Anda menghabiskan waktu bersama anak Anda dan ajari dia pentingnya bersyukur. Habiskan beberapa saat bersamanya setiap hari dan buat dia bersyukur atas apa yang dia miliki.

5. Kembangkan Rasa Kedermawanan dan Kebajikan

Jadikan kebaikan sebagai kebiasaan. Mintalah anak Anda untuk menemani Anda ketika Anda menjalankan tugas untuk anggota keluarga yang sudah lanjut usia atau tetangga. Ajak anak Anda untuk terlibat dalam pekerjaan sukarela. Membantu orang lain akan membantu si kecil mengembangkan pandangan yang tidak terlalu mementingkan diri sendiri.

Adalah normal bagi anak-anak untuk menjadi egosentris pada waktu-waktu tertentu. Juga sangat normal bagi mereka untuk percaya bahwa dunia berputar di sekitar mereka. Jangan biarkan ini membuat Anda putus asa. Ingat, jika Anda membiarkan sikap tidak tahu berterima kasih itu tanpa pengawasan, maka seiring waktu, itu bisa menjadi lebih buruk. Ketika Anda melihat anak Anda bertingkah lucu, mundurlah dan pikirkan penyebabnya. Setelah Anda memastikannya, buatlah sebuah rencana dan terapkan berbagai strategi yang menurut Anda akan membantu mengubah sikap mereka. Mengasuh anak tidak pernah mudah, dan membutuhkan banyak usaha, terutama di zaman sekarang ini, di mana gadget dan kebutuhan materialistis telah melampaui nilai-nilai kemanusiaan. Tetapi kemanusiaan bukanlah nilai dekaden, dan orang tua masih dapat membesark
an anak-anak yang sadar sosial dan bertanggung jawab.

Baca juga:

Bagaimana Membesarkan Anak yang Ramah? Tips Menangani Anak yang Sulit Cara Membesarkan Anak yang Altruistik

Related Posts