Osteopenia: apa itu, penyebab dan pengobatan

Osteopenia adalah penurunan massa tulang secara bertahap, yang membuat tulang lebih rapuh dan meningkatkan risiko patah tulang. Lebih jauh lagi, ketika osteopenia tidak diidentifikasi dan diobati dengan benar, dapat berkembang menjadi osteoporosis, di mana tulang sangat lemah sehingga dapat patah hanya dengan gerakan atau benjolan kecil.

Osteopenia lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause dan pria di atas usia 60 tahun. Ini karena seiring bertambahnya usia, tulang menjadi lebih keropos sehingga mengurangi penyerapan kalsium.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin dan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D agar terhindar dari osteopenia dan osteoporosis. Kenali makanan yang kaya kalsium dan vitamin D.

Osteopenia: apa itu, penyebab dan pengobatan_0

Penyebab utama osteopenia

Osteopenia lebih sering terjadi pada wanita, terutama yang memasuki menopause dini atau pascamenopause, tetapi juga dapat terjadi pada pria berusia antara 60 dan 70 tahun karena penurunan produksi testosteron.

Selain itu, faktor lain yang meningkatkan risiko berkembangnya osteopenia adalah:

  • Diet rendah makanan dengan kalsium;
  • Menjadi perokok;
  • Jangan melakukan aktivitas fisik secara teratur;
  • Memiliki riwayat keluarga osteoporosis;
  • Kurangnya paparan sinar matahari yang memadai;
  • Penggunaan obat dalam waktu lama;
  • Masalah tiroid, paratiroid, hati, atau ginjal.

Selain itu, menjalani kemoterapi, alkoholisme dan konsumsi minuman atau makanan yang kaya kafein juga dapat mendukung osteopenia, karena dapat mengubah proses pembentukan tulang.

Bagaimana diagnosis ditegakkan

Diagnosis osteopenia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang, yang disebut densitometri tulang. Ujian ini mirip dengan rontgen dan karena itu tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan dan satu-satunya persiapan yang diperlukan adalah menghindari konsumsi suplemen kalsium dalam 24 jam sebelumnya.

Secara umum, kemungkinan hasil densitometri tulang adalah:

  • Normal , bila sama dengan atau lebih besar dari 1;
  • Osteopenia , bila antara 1 dan -2,5;
  • Osteoporosis , bila hasilnya kurang dari -2,5.

Pemeriksaan ini harus dilakukan setiap tahun oleh wanita di atas 65 tahun dan pria di atas 70 tahun, karena osteopenia tidak menunjukkan gejala apa pun dan, oleh karena itu, dapat dengan mudah berkembang menjadi osteoporosis jika tidak diidentifikasi dan diobati. Pelajari lebih lanjut tentang pengujian densitometri tulang.

pengobatan osteopenia

Pengobatan osteopenia bertujuan untuk mencegah pengeroposan tulang yang berlebihan dan berkembang menjadi osteoporosis, dan penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan penyerapan dan pengendapan kalsium dalam tulang, penggunaan suplemen kalsium dan vitamin D serta perubahan kebiasaan makan mungkin disarankan. .

1. Penggunaan suplemen dan obat-obatan

Biasanya dianjurkan oleh dokter untuk menggunakan suplemen kalsium dan vitamin D setiap hari untuk memastikan kesehatan tulang.

Selain itu, dalam kasus di mana orang tersebut berisiko lebih besar mengalami patah tulang, dokter mungkin menyarankan penggunaan beberapa obat yang biasanya diindikasikan untuk osteoporosis untuk meningkatkan massa tulang, seperti Alendronate, Risedronate, calcitonin, Denosumab atau Ranelate of stronsium, misalnya. Lihat obat yang diindikasikan untuk osteoporosis.

Karena osteopenia pada wanita mungkin terkait dengan perubahan hormonal khas menopause, dokter juga dapat merekomendasikan terapi penggantian hormon, yang dapat membantu menyeimbangkan kembali metabolisme dan menjaga tulang lebih kuat lebih lama.

2. Latihan aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik, terutama pada orang yang menghabiskan banyak waktu di tempat tidur, merupakan penyebab penting dari melemahnya tulang. Di sisi lain, atlet cenderung memiliki massa tulang yang lebih tinggi daripada populasi umum.

Oleh karena itu, latihan aktivitas fisik secara teratur penting untuk membantu memulihkan kekuatan tulang pada osteopenia, dan juga merupakan cara yang bagus untuk mencegah jatuh sehingga mengurangi risiko patah tulang.

Selain melakukan aktivitas fisik, penting untuk menerapkan kebiasaan gaya hidup yang lebih sehat, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan merokok, karena dapat mengganggu massa tulang secara langsung dan meningkatkan risiko berkembangnya osteopenia.

3. Perawatan makanan

Penting bahwa makanan dalam osteopenia kaya akan kalsium dan vitamin D, karena dengan cara ini dimungkinkan untuk mempertahankan massa tulang, memperkuat tulang, dan mengurangi risiko patah tulang. Karena itu, disarankan untuk memasukkan susu, yogurt, keju, dan kedelai, misalnya, ke dalam makanan harian Anda. Selain memanfaatkan suplemen yang diindikasikan oleh dokter.

Simak video berikut untuk tips makan lainnya agar tulang tetap kuat:

Related Posts