Pengobatan Refluks: Diet, Pengobatan, Pembedahan (dan Banyak Lagi)

Perawatan untuk gastroesophageal reflux biasanya dimulai dengan beberapa perubahan gaya hidup, serta penyesuaian pola makan, karena dalam banyak kasus, perubahan yang relatif sederhana ini mampu meredakan gejala tanpa memerlukan jenis perawatan lain.

Namun, jika gejalanya tidak membaik, ahli gastroenterologi mungkin mengindikasikan penggunaan beberapa obat yang dapat digunakan untuk waktu yang lama, atau hanya selama krisis gejala. Dalam kasus yang paling rumit, di mana bahkan obat tidak dapat memperbaiki gejalanya, dokter dapat merekomendasikan pembedahan untuk mencoba mengatasi penyebab refluks.

Lihat gejala yang paling umum dalam kasus gastroesophageal reflux.

Pengobatan Refluks: Diet, Pengobatan, Pembedahan (dan Banyak Lagi)_0

5 perawatan untuk gastroesophageal reflux

Bentuk utama pengobatan untuk refluks meliputi:

1. Perubahan gaya hidup

Orang yang memiliki gaya hidup kurang sehat berisiko lebih tinggi terkena berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah tersebut adalah produksi asam lambung yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gejala refluks.

Oleh karena itu, siapapun yang menderita refluks, atau bahkan yang ingin menghindari serangannya, harus mengikuti pedoman berikut:

  • Pertahankan berat badan yang memadai, karena kelebihan berat badan menyebabkan tekanan yang lebih besar di daerah perut, meningkatkan kemungkinan asam lambung kembali ke kerongkongan, memperburuk gejala;
  • Hindari merokok, karena rokok dapat mempengaruhi kemampuan sfingter esofagus untuk menutup, memungkinkan terjadinya refluks lebih sering;
  • Jangan berbaring sampai 2 jam setelah makan, karena ini adalah saat asam lambung lebih banyak;
  • Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat, terutama kemeja dan celana berpinggang tinggi, karena dapat menekan area perut dan memperparah refluks.

Selain itu, masih sangat penting bahwa saat akan tidur, usahakan agar kepala tempat tidur lebih tinggi dari kaki. Untuk melakukan ini, Anda bisa meletakkan sesuatu di bawah kasur atau meletakkan irisan kayu di bawah kaki kepala tempat tidur. Sebaiknya, headboard harus dinaikkan antara 15 dan 20 cm.

2. Adaptasi diet

Selain perubahan gaya hidup yang disebutkan di atas, ada juga teknik sederhana dan alami lainnya yang membantu meredakan gejala dan terutama terkait dengan pola makan.

Jadi, disarankan untuk makan lebih teratur, misalnya setiap 3 jam sekali, namun dengan porsi makan yang lebih sedikit. Ini membantu menjaga perut kurang kenyang dan memfasilitasi pengosongannya, mencegah refluks.

Selain itu, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta menghindari makanan yang kurang sehat, seperti makanan olahan, daging merah, dan gorengan, juga menurunkan jumlah asam lambung, meredakan gejala. Tips penting lainnya adalah mengatur konsumsi beberapa minuman, terutama yang berkaitan erat dengan timbulnya refluks, seperti minuman bersoda, minuman berkarbonasi, kopi, dan minuman beralkohol.

Lihat lebih detail seperti apa pola makan bagi mereka yang menderita gastroesophageal reflux.

3. Penggunaan obat-obatan

Seringkali, obat untuk refluks diindikasikan oleh dokter hanya sebagai SOS, yaitu digunakan saat krisis refluks, yang bisa muncul saat Anda mengonsumsi beberapa jenis makanan secara berlebihan.

Namun, obatnya juga bisa digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama, terutama pada orang yang memiliki gejala yang sangat kuat dan sering. Beberapa yang paling direkomendasikan antara lain:

  • Antasida, seperti magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida : menetralkan keasaman lambung dan mencegah sensasi terbakar di kerongkongan;
  • Inhibitor produksi asam, seperti omeprazole, esomeprazole atau pantoprazole : menghambat produksi asam di lambung, mengurangi rasa terbakar yang disebabkan oleh refluks;
  • Akselerator pengosongan lambung, seperti metoclopramide dan domperidone : mempercepat pengosongan lambung, mengurangi waktu sisa makanan di organ ini;
  • Pelindung lambung, seperti sukralfat: membentuk penghalang pelindung di lapisan lambung dan kerongkongan, mengurangi rasa terbakar yang disebabkan oleh asam lambung.

Karena gejala dan penyebab refluks sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain, pengobatan harus selalu dipandu oleh dokter, yang akan mengevaluasi riwayat klinis dan menunjukkan dosis dan durasi pengobatan.

Pelajari lebih lanjut tentang obat utama yang digunakan untuk mengobati refluks.

4. Penggunaan pengobatan rumahan

Dalam kasus refluks yang lebih ringan, pengobatan rumahan bisa menjadi cara alami yang sangat baik untuk meredakan gejala. Beberapa yang terbaik termasuk teh jahe, teh kamomil, dan jus lidah buaya, misalnya, yang bisa diminum saat gejala pertama terbakar muncul. Lihat cara menyiapkan ini dan pengobatan rumahan lainnya untuk refluks.

Meskipun mereka adalah cara alami yang baik untuk membantu meredakan gejala, pengobatan rumahan tidak boleh menggantikan obat yang diresepkan oleh dokter, dan hanya boleh digunakan sebagai pelengkap pengobatan yang ditunjukkan.

5. Pembedahan

Pembedahan untuk gastroesophageal reflux biasanya hanya digunakan sebagai pengobatan pilihan terakhir, dalam kasus yang paling rumit di mana gejalanya tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, penyesuaian pola makan atau penggunaan obat-obatan.

Dalam kasus ini, dokter bedah melakukan pembedahan dengan tujuan memperkuat sfingter esofagus, guna mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan. Pembedahan ini bisa dilakukan dengan cara klasik, dengan sayatan di perut, tapi bisa juga dilakukan dengan laparoskopi, di mana dibuat lubang kecil di kulit. Jenis operasi harus selalu dipilih bersama dengan ahli bedah.

Pahami lebih baik bagaimana operasi ini dilakukan dan bagaimana pemulihannya.

Related Posts