4 salep untuk bisul dan cara menggunakannya

Salep yang diindikasikan untuk pengobatan bisul mengandung antibiotik dalam komposisinya, seperti nitrofural, basitrasin dan neomisin, misalnya, karena bisul adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, yang membentuk benjolan kemerahan sehingga menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang hebat.

Menerapkan salep yang tepat membantu menyembuhkan bisul lebih cepat, menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Produk ini dapat dioleskan ke bagian tubuh mana saja yang terdapat bisul, paling sering muncul di selangkangan, ketiak, paha, wajah, atau bokong.

Krim dan salep untuk bisul harus direkomendasikan oleh dokter kulit atau dokter umum, karena dapat menyebabkan efek samping seperti pembengkakan lokal, kemerahan dan resistensi bakteri, membuat perawatan menjadi lebih rumit.

4 salep untuk bisul dan cara menggunakannya_0

Salep bisul utama adalah:

1. Nitrofural

Nitrofural adalah salep antibiotik yang diindikasikan untuk pengobatan infeksi kulit, seperti bisul, impetigo atau pioderma, atau untuk pengobatan pelengkap luka bakar derajat dua atau tiga. Selain itu, dapat digunakan setelah operasi di tempat yang memiliki risiko infeksi luka yang lebih besar, seperti halnya kolostomi, misalnya. Salep ini bisa didapatkan di apotek dengan nama dagang Furacin, dengan indikasi medis sebelumnya.

Cara pemakaian: untuk mengoleskan salep dengan nitrofural, cuci area yang terkena dengan baik dengan sabun dan air lalu oleskan salep tipis-tipis di atas bisul menggunakan kain kasa steril. Anda harus menggunakan sekitar 1 sampai 3 kali sehari atau sesuai dengan indikasi medis.

2. Bacitracin dan neomisin

Bacitracin dan neomycin adalah antibiotik yang diindikasikan untuk mengobati infeksi kulit dan dapat dioleskan dalam bentuk salep. Salep antibiotik ini dapat diindikasikan setelah operasi, luka bakar atau kondisi dermatologis seperti impetigo dan furunkel.

Cara pemakaian: cuci bersih area yang terkena dengan sabun dan air lalu oleskan salep tipis-tipis di atas bisul menggunakan kain kasa steril. Diindikasikan untuk melewatkan salep sekitar 2 sampai 5 kali sehari, sesuai anjuran medis. Tidak diindikasikan untuk mengoleskan salep ini lebih dari 7 hari.

3. Mupirosin

Mupirocin adalah antibiotik yang dapat digunakan dalam bentuk salep dan diindikasikan untuk infeksi kulit, seperti impetigo, folikulitis atau furunkulosis, misalnya, karena bekerja pada mikroorganisme utama yang terkait dengan kondisi ini seperti Staphylococcus aureus . Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus beta-hemolitik . Mupirocin dapat ditemukan di apotek dengan nama dagang Bactroban dan sebaiknya digunakan sesuai indikasi dokter umum atau dokter kulit.

Cara pemakaian: untuk mengoleskan mupirocin, cuci area yang terkena dengan baik dengan sabun dan air dan oleskan salep tipis-tipis di atas bisul menggunakan kain kasa steril. Dianjurkan untuk menerapkan hingga 3 kali sehari, maksimal 10 hari, atau sesuai saran medis.

4. Gentamisin

Gentamicin adalah antibiotik yang dapat diindikasikan untuk penggunaan topikal, yaitu dalam bentuk salep untuk dioleskan pada kulit, dan biasanya dikaitkan dengan corticoid, betametason dipropionat. Antibiotik ini bekerja melawan agen infeksi penyebab infeksi seperti impetigo, folikulitis, pioderma gangrenosum dan furunkulosis, misalnya.

Cara pemakaian: gentamicin dapat dioleskan dua kali sehari, sesuai petunjuk dokter kulit atau dokter umum. Jika terjadi gatal, kemerahan atau bengkak di area yang dioleskan salep, penting untuk menghubungi dokter, karena ini bisa jadi merupakan efek samping dari gentamicin.

Related Posts