Pengertian Anabolisme dan fungsinya

Anabolisme adalah fase metabolisme di mana struktur biokimia kompleks dihasilkan dari zat yang lebih sederhana. Dengan kata lain, energi kimia dalam organisme diinvestasikan untuk menyusun biomolekul kompleks dari yang sederhana, menggunakan daya reduksi. Ini adalah proses yang berlawanan dengan katabolisme dan saling melengkapi.

Nama istilah ini berasal dari bahasa Yunani ana (“naik”) dan ballein (“meluncurkan”), karena ini menyiratkan sintesis senyawa yang lebih kompleks dari yang lebih sederhana, “naik” dari yang dasar ke yang rumit. Untuk dapat melakukan ini, bagaimanapun, diperlukan tambahan energi (reaksi endergonik).

Seperti katabolisme, itu terjadi di dalam sel dan didorong oleh aksi enzim (protein katalis).

Perbedaan antara anabolisme dan katabolisme

Katabolisme dan anabolisme adalah proses yang saling melengkapi, meskipun berlawanan. Sementara katabolisme memecah makromolekul menjadi bentuk yang lebih sederhana yang melepaskan energi kimia yang terkandung dalam ikatan kimianya, anabolisme mengkonsumsi energi yang dilepaskan itu untuk membentuk ikatan baru dan molekul kompleks baru, menuju ke arah yang berlawanan.

Jadi, yang satu mengkonsumsi energi dan yang lainnya melepaskannya; yang satu beralih dari dasar ke kompleks dan yang lainnya sebaliknya. Ketika katabolisme dan anabolisme seimbang, sel tetap stabil. Tetapi ketika perlu untuk tumbuh atau berkembang biak, anabolisme mendominasi di dalamnya, untuk membuat potongan biokimia tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan ukuran atau kompleksitas.

Fungsi anabolisme

Anabolisme adalah tahap metabolisme yang vital, tidak hanya memberikan masukan pada katabolisme untuk memecah dan melepaskan energi kimia, tetapi juga untuk:

  • Penyimpanan energi dalam ikatan kimia molekul kompleks (seperti pati dari tumbuhan, atau glikogen dan trigliserida dari hewan).
  • Peningkatan komponen sel dan jaringan, sehingga memungkinkan peningkatan massa otot dan pertumbuhan organisme.
  • Pembuatan sel baru untuk menggantikan yang lama dan mengisi kembali jaringan yang rusak.

Anabolisme autotrof

Pada makhluk autotrof (mereka yang mampu mensintesis sendiri nutrisi yang diperlukan untuk mempertahankan keberadaannya), anabolisme umumnya melibatkan transit molekul anorganik (seperti air, karbon dioksida, dll.) Menuju molekul organik kompleksitas dan kegunaan biokimia yang lebih besar. Proses ini dapat terjadi dalam dua cara berbeda:

  • Fotosintesis. Ini adalah proses metabolisme tumbuhan dan organisme yang diberkahi dengan klorofil, di mana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dikonsumsi untuk menyusun molekul pati (gula). Proses ini mendapatkan energi yang diperlukan dari sinar matahari.
  • Kemosintesis. Proses ini terjadi terutama pada organisme mikroskopis seperti bakteri dan archaea, yang habitatnya tidak terdapat sinar matahari yang dapat digunakan, tetapi jenis zat kimia lainnya dalam reaksi konstan, yang digunakan untuk mensintesis molekul organik dari, misalnya, amonia (NH3). ).

Anabolisme heterotrof

Pada makhluk heterotrof (yang membutuhkan konsumsi bahan organik makhluk hidup lain untuk memberi makan diri mereka sendiri), anabolisme berbeda dari autotrof karena senyawa sederhananya bersifat organik, yaitu hasil dari pencernaan dan dekomposisi makanan. Energi yang diperlukan untuk ini diperoleh dari ATP (Adenosine Triphosphate) yang diproduksi selama katabolisme.

Contoh anabolisme

Anabolisme dapat dicontohkan pada fase pertumbuhan makhluk hidup: anak-anak yang bertambah berat dan tinggi, tumbuhan yang menumbuhkan batang baru, hewan yang bertambah besar ukurannya.

Agar proses anabolik berlangsung, sel-sel baru dibutuhkan untuk membuat jaringan baru. Ini dicapai dengan meningkatkan jumlah bahan biokimia dan energi biokimia yang tersedia untuk tubuh. Dalam hal ini, tumbuhan membutuhkan sinar matahari, karbondioksida di udara dan air, sedangkan hewan dan manusia membutuhkan makanan dan oksigen.

Related Posts