Keseimbangan yang Memungkinkan Kehidupan

Hasil karya yang sangat luar biasa dengan terciptanya bumi sebagai tempat berlangsungnya kehidupan dengan segala keberadaannya. Berikut adalah uraian tentang keseimbangan yang memungkinkan kehidupan di bumi ini. Semoga bermanfaat!!

Hal-hal yang telah kita bahas sejauh ini hanyalah sedikit dari keseimbangan rumit yang begitu menentukan bagi kehidupan di bumi. Mempelajari bumi, kita dapat menyusun daftar “faktor yang menentukan bagi kehidupan” sepanjang yang kita mau. Ahli astronomi Amerika membuat daftarnya sendiri:

Gravitasi di Permukaan:

  • Jika lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
  • Jika lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.

Jarak dengan Bintang Induk (Matahari):

  • Jika lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
  • Jika lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil.

Ketebalan Kerak Bumi:

–    Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi.

–    Jika lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.

Periode Rotasi:

–    Jika lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar.

–    Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.

Interaksi Gravitasi dengan Bulan:

–    Jika lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak.

–    Jika lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebab-kan ketidakstabilan iklim.

Medan Magnet:

–    Jika lebih kuat: badai elektromagnetik terlalu merusak.

–    Jika lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi yang mem-bahayakan dari bintang.

Albedo (Perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan):

–    Jika lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.

–    Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.

Perbandingan Oksigen dengan Nitrogen di Atmosfer:

–    Jika lebih besar: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu cepat.

–    Jika lebih kecil: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu lambat.

Kadar Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer:

–    Jika lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.

–    Jika lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai.

Kadar Ozon dalam Atmosfer:

–    Jika lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah.

–    Jika lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi ultraviolet.

Aktivitas Gempa:

–    Jika lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa.

–   Jika lebih kecil: bahan makanan di dasar laut (yang dihanyutkan aliran sungai) tidak akan didaur ulang ke daratan melalui peng-angkatan tektonik.

Ini hanya sebagian “keputusan rancangan” yang harus dibuat agar kehidupan ada dan bertahan. Namun sesedikit ini pun cukup untuk menunjukkan bahwa keberadaan bumi bukan karena kebetulan, tidak juga terbentuk oleh serangkaian kejadian acak.

Hal tersebut dan detail lain yang tak berhingga meyakinkan kembali kebenaran yang sederhana dan murni: Allah dan hanya Allah yang men-ciptakan alam semesta, bintang, planet, pegunungan, dan laut dengan sempurna, memberikan kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dan menempatkan ciptaan-Nya di bawah kendali manusia. Allah dan hanya Allah, sumber pengampunan dan kekuasaan, cukup berkekuatan untuk menciptakan sesuatu dari kehampaan.

Ciptaan Allah yang sempurna ini dijelaskan dalam Al Quran sebagai:

“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipan-cangkan-Nya dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan binatang-binatang ternakmu.” (QS. An-Naazi’aat, 79: 27-33) !

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang mukmin.” (QS. Al ‘Ankabuut, 29: 44)

Bahkan Mars, satu-satunya planet lain di tata surya yang secara fisik mendekati bumi, tak lebih dari bola batu yang kering dan tandus.

Related Posts