Gangguan Ruminasi pada Anak Kecil

Gangguan Ruminasi pada Anak Kecil

Apakah anak Anda terus-menerus mengungkit makanan yang tertelan, mengunyahnya kembali, dan kemudian memuntahkannya? Apakah dia merasa senang melakukan ini, bukannya kesal atau jijik? Dan apakah dia sudah melakukan ini sejak lama? Dia mungkin menderita gangguan perenungan. Pelajari semua yang perlu Anda ketahui tentang sindrom ini, dan apa yang perlu Anda lakukan untuk menanganinya.

Gangguan perenungan dapat berkembang pada siapa saja, dari bayi hingga orang dewasa bahkan dalam kasus yang jarang terjadi. Namun, tidak semua kasus mengunyah kembali makanan dapat dikategorikan sebagai gangguan ruminasi. Jika anak Anda tampak mengeluarkan makanan yang tertelan tetapi mencerna dengan normal, Anda perlu memeriksanya selama sebulan penuh sebelum mendiagnosis kondisinya sebagai gangguan perenungan.

Kemungkinan Penyebab Gangguan Ruminasi

Penyebab pasti gangguan ini belum diketahui. Namun, ada beberapa pemicu yang tampaknya memainkan peran utama dalam membawa sindrom ini. Biasanya, kondisi stres tinggi, yang disebabkan karena ketidakharmonisan rumah tangga atau perubahan mendadak dalam kehidupan anak tampaknya menyebabkan gangguan ini. Beberapa faktor yang berkontribusi bisa jadi.-

  • Diabaikan oleh ibu atau pengasuh utama
  • Hubungan abnormal antara anak dan ibu/pengasuh utama
  • Penyakit fisik
  • Perilaku mencari perhatian
  • Gangguan kognitif

Ingat, tujuan utama dari perenungan adalah menghibur diri sendiri. Jika seorang anak tidak menemukan kenyamanan dari pengasuhnya, dia mungkin menggunakan perenungan, yang memberinya kesenangan.

Gejala Gangguan Ruminasi

Sementara, gejala yang paling jelas adalah muntah berulang dan mengunyah kembali makanan, mungkin ada beberapa gejala yang terkait juga, seperti-

  • Kehilangan berat badan
  • Bau mulut dan pembusukan pada gigi
  • Keluhan sakit perut dan gangguan pencernaan
  • Bibir pecah-pecah

Seorang Anak Kecil

Anak yang lebih kecil juga dapat menunjukkan beberapa gerakan yang tidak biasa, seperti melengkungkan punggung, menahan kepala ke belakang, dan gerakan mengisap dengan mulut. Mereka melakukan ini untuk mengembalikan makanan yang tertelan ke dalam pipa makanan. Sementara sebagian besar anak mengatasi gangguan perenungan, jika kondisinya berlanjut selama lebih dari sebulan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda. Dokter biasanya menghilangkan kemungkinan penyebab lain seperti kelainan gastrointestinal, hernia hiatus atau stenosis, sebelum mendiagnosis kondisi tersebut sebagai gangguan perenungan.

Pengobatan dan Diagnosis

Mengatasi masalah perilaku atau kondisi yang menyebabkan stres pada anak adalah pengobatan yang paling penting untuk gangguan perenungan. Tidak ada obat yang digunakan untuk mengobati gangguan ini. Perawatan terutama berfokus pada mengubah perilaku anak.

Konsekuensi Gangguan Ruminasi

Perenungan menghalangi pencernaan makanan yang lengkap dan asimilasi nutrisi dalam tubuh anak prasekolah Anda. Oleh karena itu, jika tidak diobati, gangguan tersebut dapat menyebabkan kekurangan gizi parah, anemia, dan penurunan berat badan.

Banyak anak, terutama mereka yang sedikit lebih tua, ragu-ragu untuk mengakui perenungan, karena malu. Dalam kasus seperti itu, gangguan ini bisa luput dari perhatian. Sebagai orang tua, Anda harus selalu mengawasi anak Anda. Kenali gejalanya lebih awal dan ambil tindakan tepat waktu untuk menjaga kesehatan anak Anda. Yang terpenting, beri dia lingkungan yang bebas stres dan berenergi untuk berkembang dengan kebahagiaan.

Related Posts