Keputihan pria: apa itu dan bagaimana cara mengobatinya

Keputihan pria bisa saja normal, terutama di saat-saat heboh, saat uretra, saluran yang membawa urine keluar dari tubuh, mengeluarkan cairan tak berwarna sebelum ejakulasi.

Namun bila keputihan pria muncul di luar saat-saat terangsang dan berwarna coklat, kekuningan atau kehijauan, bisa jadi menandakan adanya infeksi seperti gonore, trikomoniasis atau klamidia, apalagi jika disertai rasa gatal dan nyeri saat buang air kecil misalnya.

Jika Anda sering mengalami keluarnya penis, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli urologi, yang akan menilai tanda dan gejala, membuat diagnosis, dan menunjukkan pengobatan yang paling tepat.

Keputihan pria: apa itu dan bagaimana cara mengobatinya_0

Penyebab utama

Penyebab utama keputihan pria adalah:

1. Gonore

Gonore adalah infeksi menular seksual, yang dapat ditularkan dengan atau tanpa penetrasi, melalui seks oral, anal, atau vaginal tanpa menggunakan kondom.

Dalam kebanyakan kasus, pria dengan gonore tidak memiliki gejala. Namun, dalam beberapa kasus, cairan putih kekuningan dapat muncul, mirip dengan nanah, nyeri atau perih saat buang air kecil. Ketahui gejala gonore lainnya.

Apa yang harus dilakukan: pengobatan harus diindikasikan oleh ahli urologi, dan mungkin termasuk penggunaan antibiotik, seperti azitromisin dalam tablet dan injeksi ceftriaxone 500mg, dalam dosis tunggal. Lihat bagaimana pengobatan gonore.

2. Trikomoniasis

Trikomoniasis pada pria adalah infeksi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik oral, anal, atau vagina. Pahami lebih baik bagaimana penularan trikomoniasis terjadi.

Meski banyak pria tidak mengalami gejala trikomoniasis, pada beberapa kasus gejalanya bisa berupa nyeri atau perih saat buang air kecil, gatal di area kelamin, serta keluarnya cairan dan cairan putih dari penis.

Apa yang harus dilakukan: pengobatan yang diindikasikan oleh ahli urologi dapat berlangsung dari 5 hingga 7 hari dan termasuk penggunaan antibiotik, seperti tinidazole, secnidazole atau metronidazole. Selain itu, pengobatan trikomoniasis juga harus melibatkan pasangan seksual, meski Anda tidak memiliki gejala.

 

3. Klamidia

Chlamydia dapat ditularkan melalui kontak dengan air mani atau cairan vagina yang mengandung bakteri Chlamydia trachomatis, melalui hubungan seks tanpa kondom, dengan atau tanpa penetrasi. Gejala klamidia pada pria bisa berupa keluarnya cairan bening atau putih dari penis, nyeri atau perih saat buang air kecil, nyeri dan bengkak di testis, serta sakit tenggorokan.

Apa yang harus dilakukan: biasanya pengobatan dilakukan dengan injeksi intramuskular 500mg ceftriaxone dalam dosis tunggal; 1 g tablet azitromisin dalam dosis tunggal, atau bahkan dengan penggunaan doksisiklin atau eritromisin selama 7 hari. Pahami lebih baik bagaimana pengobatan klamidia.

4. Kandidiasis

Kandidiasis pada pria terjadi karena pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan pada penis, yang dapat timbul akibat hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, kebersihan intim yang buruk atau karena situasi yang mengubah sistem kekebalan tubuh, seperti flu, stres, diabetes atau kemoterapi, misalnya.

Gejala kandidiasis pada pria dapat berupa keluarnya cairan kental berwarna putih dari kelenjar yang mirip dengan keju yang mengental, bercak kemerahan dan/putih pada penis, nyeri, gatal, dan perih di sekitar kepala penis.

Apa yang harus dilakukan: Perawatan mungkin termasuk penggunaan krim atau salep antijamur seperti mikonazol dan klotrimazol dan/atau beberapa obat oral seperti flukonazol dan hidrokortison. Selain itu, mandi sitz dengan chamomile atau barbatimão adalah beberapa pengobatan rumahan yang juga dapat melengkapi pengobatan kandidiasis pada pria. Lihat beberapa pengobatan rumahan untuk kandidiasis.

Pelajari lebih lanjut tentang kandidiasis pria dalam video berikut:

5. Uretritis

Uretritis adalah peradangan pada uretra yang timbul terutama karena migrasi bakteri usus atau kontak seksual tanpa perlindungan.

Gejala uretritis pada pria bervariasi berdasarkan penyebabnya, tetapi dapat berupa keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan dengan bau yang tidak sedap, keluarnya cairan putih, nyeri atau perih saat buang air kecil, dan darah dalam urin atau air mani. Ketahui semua gejala uretritis.

Apa yang harus dilakukan: pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab uretritis dan harus ditunjukkan oleh ahli urologi, dan mungkin termasuk penggunaan antibiotik, seperti azitromisin, doksisiklin atau bahkan 1 suntikan tunggal ceftriaxone 500mg.

6. Balanitis

Balanitis adalah peradangan pada kepala penis yang dapat timbul akibat infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur, melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Selain itu, balanitis juga bisa disebabkan oleh kebersihan intim yang buruk dan alergi sabun, krim, atau beberapa jenis kain, misalnya.

Gejala balanitis yang paling umum termasuk kemerahan, nyeri, bengkak, dan luka kecil di kepala penis. Selain itu, lepuh dengan nanah, gatal dan keluarnya cairan putih atau transparan dengan bau yang tidak sedap juga dapat terjadi.

Apa yang harus dilakukan: Perawatan balanitis yang disebabkan oleh infeksi meliputi panduan kebersihan yang benar dan penggunaan antibiotik dan antijamur. Dalam kasus balanitis lain, mungkin disarankan untuk mengecualikan penggunaan produk yang menyebabkan iritasi dan penggunaan obat antiinflamasi.

Related Posts