Memahami Egosentrisme pada Anak Kecil

Memahami Egosentrisme pada Anak Kecil

Ditinjau secara medis oleh

Rashmi Prakash (Psikolog)

Lihat lebih banyak PsikologPanel Pakar Kita

Memahami Egosentrisme pada Anak Kecil

Di sini, tujuan kita adalah memberi Anda informasi yang paling relevan, akurat, dan terkini. Setiap artikel yang kita terbitkan, menegaskan pedoman yang ketat & melibatkan beberapa tingkat ulasan, baik dari tim Editorial & Pakar kita. Kita menyambut saran Anda dalam membuat platform ini lebih bermanfaat bagi semua pengguna kita. Hubungi kita di

Memahami Egosentrisme pada Anak Kecil

Egosentrisme pada anak usia dini cukup normal. Balita memiliki persepsi yang berbeda tentang dunia di sekitar mereka. Mereka percaya bahwa segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan apa yang mereka rasa benar. Dia mungkin merasakan mimpi menjadi hidup di malam hari atau teman imajinernya nyata. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa egosentrisme adalah salah satu karakteristik utama dari proses berpikir anak sampai sekitar usia 6 atau 7 tahun. Para ahli mengaitkan egosentrisme dengan tahap awal perkembangan kognitif yang mungkin tidak ada pada periode selanjutnya. Dan, seperti halnya tahap masa kanak-kanak lainnya, tahap ini juga penting untuk pengasuhan. Baca terus untuk mengetahui lebih banyak.

Menganalisis Tahap Egosentris Perkembangan Anak

1. Awal

Selama beberapa bulan pertama setelah lahir, si kecil akan menjadi pusat alam semestanya. Semua orang di sekitarnya juga akan memicu keinginannya. Setelah melewati batas enam minggu, si kecil akan merindukan interaksi sosial. Dia akan berteriak, “Pegang aku, beri aku makan, sendawakan aku!” – ini hanya beberapa contoh egosentrisme pada balita. Ketika dia mendapat getaran positif dari orang-orang tertentu, dia akan membentuk ikatan.

2. Tindak Lanjut

Ketika balita Anda mulai berjalan, ia mulai menjelajahi ruang-ruang di sekitarnya. Segala sesuatu mulai dari hal-hal kecil di sekitar rumah hingga colokan listrik akan disentuh atau dilihat. Balita Anda akan penasaran dengan sekelilingnya dan terhubung dengan ‘orang-orang besar’ yang merawatnya. Namun, dia akan menunjukkan garis pemberontakan ketika orang yang sama yang merawatnya mulai membatasi perilakunya. Dia pasti tidak akan suka orang lain mengekang gayanya! Tahap perkembangan ini biasanya terlihat pada anak-anak sekitar usia 18 bulan.

3. Menetapkan Batas

Egosentrisme pada balita perlu digigit sejak awal, meskipun secara bertahap. Menetapkan batasan sangat penting. Dia akan memberontak jika ada yang menentang ide-idenya tentang dunia. Tidak peduli seberapa keras dia memprotes, menetapkan batasan akan membuatnya tetap aman dan terlindungi. Ketika balita Anda mengatakan ‘tidak’, itu layak mendapat tanggapan tegas dari Anda. Sebuah temper tantrum tidak boleh luput dari perhatian untuk mengekang egosentrisme.

4. Pandangan Mereka

Balita akan selalu cenderung fokus pada keinginan dan kebutuhannya. Pandangan egosentris mereka berarti bahwa persepsi mereka tertutupi oleh hal-hal yang paling jelas. Bagi kebanyakan balita, termasuk si kecil Anda, melihat adalah percaya. Balita Anda mungkin percaya bahwa karena dia dapat melihat hadiah, dia seharusnya dapat memilikinya. Egosentrisme anak perlu ditangani secara efektif.

5. Membentuk Ikatan

Pandangan egosentris balita Anda ditantang ketika mereka diperkenalkan kepada anak-anak seusia mereka. Saat si kecil harus bermain dengan teman-temannya, ia terpaksa menerima pendapat balita lain. Melalui latihan ini, si kecil akan didorong untuk memahami bahwa balita lain juga memiliki persepsi tentang kenyataan yang mungkin berbeda dengan dirinya. Ketika anak Anda menunjukkan tanda-tanda kepribadian egosentris, inilah saatnya untuk memperkenalkannya pada kelompok bermain.

Untuk memahami egosentrisme pada anak-anak, dianjurkan untuk membaca empat tahap perkembangan kognitif Piaget. Namun, pergi dengan naluri Anda dapat membantu Anda membuat pilihan yang lebih cerdas.

Bagikan pengamatan dan pengalaman Anda jika anak Anda menunjukkan egosentrisme di masa kanak-kanak.

Related Posts