Memberi Makan Bayi Saya Apa Pun Selain ASI: Tantangan Baru untuk Diatasi!

Memberi Makan Bayi Saya Apa Pun Selain ASI: Tantangan Baru untuk Diatasi!

Saya terhibur ketika memikirkan betapa sulitnya bagi saya pada awalnya untuk membuat bayi saya menempel ke puting susu untuk menyusui, dan betapa sulitnya bagi saya sekarang, pada usia delapan bulan, untuk membuatnya makan sesuatu selain ASI. Percayalah, bayi cenderung membuatmu menjadi manusia yang lebih sabar!

Setelah enam bulan menyusui secara eksklusif, saya memperkenalkan nasi dan air dal kepada bayi saya, yang sama sekali tidak tertarik untuk mengkonsumsinya. Selain itu, dengan Internet yang mengatur ibu baru, saya diberitahu untuk tidak menambahkan garam dan air ke makanan apa pun yang diberikan kepada bayi, sampai usia satu tahun. Gadis kecilku sedang tidak mood untuk menyukai air dal-nasi. Kemudian, seorang teman menyarankan bahwa bayi tidak suka air, jadi saya harus menyajikan nasi dal yang dicampur dengan air di dalamnya. Untuk kegembiraan saya, gadis saya menyukainya!

Dia mulai makan dua kali sehari, yang kemudian saya tingkatkan menjadi tiga, setelah dua bulan. Saya biasa menambahkan sayuran seperti wortel, tomat, dan kentang, dan menyajikan sup lentil, nasi, pisang, dan apel. Hidupnya lancar, dan saya memberinya makan setengah mangkuk bubur. Ketika dia menyelesaikan delapan bulan, dia mulai tumbuh gigi. Selain kejengkelan umum, ada fase tidak makan, hanya menyusui. Dengan berpelukan dan bermain-main, saya akan memberinya lima hingga enam sendok makanan, tetapi itu tidak cukup, dan dia meremehkan sendok itu sendiri!

Dia suka makan dari tangan saya, tetapi karena dia terbiasa dengan makanan bubur, dia hanya bisa makan pisang dengan cara itu. Makan nasi khichdi atau upma akan membuatnya muntah. Nah, ini tantangan lain, yaitu membuatnya makan dengan gusi sampai giginya muncul tanpa tersedak. Dengan menari mengitari nyanyiannya, memainkan mainannya, dan setengah menyuapi dengan sendok dan setengah lagi dengan tangan, begitulah cara saya membuatnya makan!

Penafian: Pandangan, pendapat, dan posisi (termasuk konten dalam bentuk apa pun) yang diungkapkan dalam posting ini adalah milik penulis sendiri. Keakuratan, kelengkapan, dan validitas pernyataan apa pun yang dibuat dalam artikel ini tidak dijamin. Kita tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau representasi apa pun. Tanggung jawab atas hak kekayaan intelektual dari konten ini ada pada penulis dan kewajiban apa pun sehubungan dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual tetap berada di pundaknya.

Related Posts