4 solusi untuk strabismus yang didapat di masa dewasa

Dalam konsultasi Oftalmologi ada banyak kasus individu yang telah mengembangkan penglihatan binokular normal dan, pada usia dewasa, mengalami strabismus. Kelompok ini termasuk strabismus yang berkembang sejak masa kanak-kanak kedua.

Penyebab strabismus pada orang dewasa

Strabismus di masa dewasa menemukan asalnya dalam empat kelompok besar:

  • Sebagian besar orang dewasa yang mengembangkan strabismus sudah memilikinya sejak masa kanak-kanak dengan cara yang terkontrol dan biasanya tetap dikompensasi dengan koreksi optik.
  • Di sisi lain, ada strabismus yang disebabkan oleh penyakit sistemik seperti:
    • diabetes melitus
    • hipertiroidisme (Penyakit kuburan)
    • kecelakaan serebrovaskular
    • Myasthenia gravis
    • Patologi sistem saraf pusat
  • Ketajaman visual yang rendah dari mata yang menyimpang: ini adalah kasus penyakit mata yang muncul dengan ketajaman visual yang sangat rendah. Dalam kasus ini, low vision adalah penyebab strabismus.
  • Strabismus sekunder akibat intervensi oftalmologi seperti katarak , vitreoretinal dan okuloplastik .

Seringkali strabismus pada orang dewasa sudah ada di masa kanak-kanak, serta dalam kasus lain dapat disebabkan oleh penyakit tertentu 

Gejala strabismus pada orang dewasa

Orang dewasa yang mengembangkan strabismus dapat bermanifestasi:

  • diplopia atau penglihatan ganda
  • ketegangan mata
  • Kebingungan gambar (melihat gambar yang tumpang tindih)
  • Hilangnya persepsi kedalaman
  • Perubahan posisi kepala (torsi leher untuk mengkompensasi dan menghindari diplopia)

4 pilihan pengobatan untuk strabismus pada orang dewasa

  1. Terapi visual: terutama diindikasikan untuk insufisiensi konvergensi.
  2. Kacamata dengan prisma : Diindikasikan untuk mengoreksi penyimpangan sudut kecil. Prisma adalah lensa yang mengalihkan arah sinar cahaya dan bayangan. Ini mengurangi diplopia. Mereka bisa berupa prisma yang menempel pada kacamata ( prisma Fresnel ) atau dimasukkan langsung ke dalam resep kacamata.
  3. Injeksi toksin botulinum : diindikasikan jika ada otot dengan aktivitas berlebih, biasanya sekunder karena otot yang melakukan tindakan sebaliknya melemah atau lumpuh. Efeknya bertahan selama berbulan-bulan dan mungkin memerlukan suntikan ulang.
  4. Pembedahan otot ekstraokular: untungnya, intervensi bedah dapat dilakukan untuk mengkompensasi masalah otot yang menyebabkan deviasi.

Related Posts