Apa itu sarkopenia?

Sarkopenia adalah sindrom yang ditandai dengan hilangnya massa dan kekuatan otot rangka secara bertahap, dengan risiko hasil yang merugikan seperti kecacatan fisik, kualitas hidup yang buruk, dan peningkatan mortalitas. Prevalensinya mulai meningkat pada mereka yang berusia di atas 65 tahun dan diucapkan pada mereka yang berusia di atas 80 tahun.

Penyebab sarkopenia

Biasanya memiliki penyebab multimodal, yaitu beberapa penyebab berinteraksi pada waktu yang sama. Istirahat di tempat tidur yang lama, gaya hidup menetap, sintesis protein yang tidak mencukupi (karena nutrisi yang buruk, penyerapan yang buruk, gangguan pencernaan), penyakit organik kronis (gagal jantung, gagal pernapasan, penyakit hati, penyakit saraf, dll.), neoplasma, penyakit radang atau penggunaan obat yang mempromosikan anoreksia, adalah salah satu faktor yang mempengaruhi sarcopenia.

Pencegahan sarkopenia

Sarkopenia sebagian dapat dicegah. Gaya hidup sehat, diet seimbang, dan latihan ketahanan (angkat beban, jalan cepat, bersepeda, dll.) beberapa kali seminggu membantu menjaga dan bahkan membangun massa otot.

Pada bagian makanan, asupan protein yang cukup (1-1,3 gr/Kg/hari), vitamin D dan antioksidan lain seperti selenium, vitamin E dan asam lemak tak jenuh ganda (minyak ikan) sangat penting untuk memiliki massa otot berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan fungsional pasien.

Dianjurkan untuk menghindari tembakau dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Demikian pula, kita akan menghindari, sebisa mungkin, istirahat total (paradigma lama pengobatan populer) dan diet yang sangat ketat.

Pengobatan sarkopenia

Setelah sarcopenia terbentuk, tidak ada pengobatan “Standar” yang memastikan pemulihan. Perawatan harus individual. Untuk alasan ini, setelah diagnosis dibuat, disarankan untuk pergi ke ahli penuaan yang akan mempelajari kasus ini dan mengusulkan solusi.

Langkah pertama adalah mengobati penyakit atau penyakit mendasar pasien dengan benar dan mencari tahu bagaimana mereka kehilangan kekuatan dan/atau massa otot. Aspek penting lainnya adalah studi tentang tingkat fungsional (kekuatan, mobilitas, kapasitas fisik, respons terhadap upaya, gaya berjalan, keseimbangan), serta penilaian kognitif dan nutrisi (massa otot, lemak tubuh).

Dari penelitian ini kita dapat mengembangkan rencana terapeutik yang mencakup semua bidang yang dipelajari, koreksi defisit dan yang memungkinkan kita untuk mengevaluasinya secara berkala.

Related Posts