Cara Membedakan Kecemasan dan Depresi

Perbedaan Utama – Kecemasan vs Depresi

Kecemasan dan depresi adalah dua gangguan berbeda yang berjalan di sepanjang garis yang sama. Ini berbagi banyak karakteristik umum, tetapi sangat penting untuk membedakan satu dari yang lain, terutama untuk tujuan terapeutik. Perbedaan yang menonjol antara kecemasan dan depresi adalah gejalanya; Seseorang yang menderita kecemasan akan merasa khawatir tentang masa depannya dan akan memiliki pikiran khawatir sedangkan orang yang menderita depresi akan merasa putus asa tentang masa depan dan akan membayangkan skenario terburuk. Depresi dapat terjadi pada seseorang setelah serangan kecemasan. Inilah alasan utama mengapa kedua kondisi ini sulit diidentifikasi secara jelas pada orang yang terkena.

Yang perlu anda ketahui tentang Kecemasan?

Kecemasan biasanya ditandai dengan pemikiran yang meragukan dan rentan tentang peristiwa masa depan, yang belum terjadi. Orang yang menderita kondisi ini sangat khawatir tentang tujuan dan target masa depan mereka, dan mereka takut pada akhirnya akan gagal. Orang yang terkena akan mengeluhkan pikiran cemas yang melibatkan berbagai peristiwa kehidupan, sensasi fisik yang tidak dapat dijelaskan, dan pola perilaku menjaga diri. Salah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh orang yang cemas adalah, menjelaskan apa yang mereka alami dan apa yang mereka rasakan kepada orang lain, yang merupakan langkah tepat bagi psikiater dalam membuat diagnosis.

Yang perlu anda ketahui tentang Depresi?

Orang yang mengalami depresi tidak menunjukkan rasa takut dan keraguan yang sama tentang masa depan mereka seperti mereka yang mengalami kecemasan. Sebaliknya, mereka yakin bahwa masa depan mereka akan menjadi bencana. Mereka sangat percaya pada persepsi mereka sendiri tentang hal-hal mengerikan yang akan terjadi di masa depan. Orang yang depresi sering merasa sedih, tidak tertarik untuk menikmati hal-hal yang dulu mereka nikmati, merasa putus asa dan kesepian, sulit berkonsentrasi, dan menderita malam tanpa tidur, waktu siang hari yang mengantuk atau perubahan pola tidur, mengalami nyeri fisik yang tidak dapat dijelaskan, perubahan nafsu makan dan perasaan akan kematian dan bunuh diri.

Selain itu, orang yang depresi sering berpikir bahwa tidak ada gunanya mencoba mengatasi masa depan yang buruk. Mereka telah mengambil pikiran negatif ke dalam kepala mereka sedemikian parah, bahwa tidak ada pilihan tersisa bagi mereka daripada menghadapi masa depan bencana atau bunuh diri.

Perbedaan Antara Kecemasan dan Depresi

Cara terbaik untuk membedakan kecemasan dan depresi dari satu sama lain termasuk pengamatan yang cermat terhadap perilaku orang-orang yang terkena dampak dan mendengarkan perasaan dan pengalaman mereka.

Perilaku dan Perasaan

Kecemasan: Orang yang cemas akan merasa tidak pasti tentang hal-hal yang mungkin terjadi, mengembangkan sensasi ketakutan dan mulai mengkhawatirkannya. Pikiran-pikiran yang mengganggu ini akan menimbulkan perasaan melarikan diri atau menghindari hal-hal tertentu, hanya untuk menghilangkan kecemasan lebih lanjut.

Depresi: Orang yang depresi ‘tahu’ bahwa masa depan mereka akan menjadi bencana; mereka membayangkan masa depan mereka dengan kemungkinan skenario terburuk yang bisa terjadi. Akibatnya, mereka menjadi putus asa tanpa keyakinan positif tentang kehidupan. Mereka cenderung berpikir berulang-ulang tentang peristiwa kehidupan negatif yang dibayangkan ini, dan akhirnya mencapai titik yang membawa pemikiran untuk melarikan diri dari kehidupan; bunuh diri.

Hubungan Antara Kecemasan dan Depresi

Kecemasan: Kecemasan bisa menjadi gejala awal depresi.

Depresi: Depresi dapat terjadi pada seseorang setelah serangan kecemasan karena mereka mungkin merasa putus asa dan terkuras setelah memikirkan masa depan yang buruk.

Gejala

Pemicu

Kecemasan: Gejala tubuh akan muncul hanya setelah serangan yang intens.

Depresi: Orang yang depresi mungkin tidak memerlukan pemicu besar untuk mengembangkan perubahan fisik yang khas.

Gejala dan Respon Tubuh

Kecemasan: Seseorang dengan serangan kecemasan akan sering menunjukkan respon lari atau melawan yang meliputi gemetar, berkeringat, detak jantung berpacu, muka memerah, kebutuhan buang air besar (mual, muntah, dan diare), hiperventilasi dan kebutuhan untuk berlari. Tubuh mereka akan sering terlihat tegang dan kaku. Juga, mereka mungkin mendapatkan gejala penyakit penyerta yang mendasarinya. Sebagai contoh, pasien jantung yang menggunakan obat antiaritmia mungkin mengalami palpitasi atau nyeri dada bersama dengan gejala kecemasan lainnya.

Depresi: Orang yang depresi akan tampak putus asa, terkuras dan kurang energy. Wajah mereka akan sering terlihat kosong tanpa emosi, lebih memilih diam atau bergerak sangat lambat. Mereka juga akan mengalami perubahan pola tidur, nafsu makan dan pergaulan dengan orang lain. Mereka lebih suka menghabiskan waktu sendirian daripada bergaul dengan teman-teman seperti dulu.

Sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi individu yang terkena dan membantu mereka untuk mencari nasihat medis karena kedua kondisi ini dapat menyebabkan efek sekunder satu sama lain, yang secara drastis akan menurunkan kinerja dan kualitas hidup individu.

Related Posts