Contoh Tradisi Lisan Dalam Masyarakat Indonesia

Pesan atau ucapan bisa juga kesaksian yang menceritakan tentang masa lalu dan disampaikan secara turun temurun itu disebut dengan Tradisi Lisan. Berikut ini adalah contoh-contoh tradisi lisan yang ada di masyarakat Indonesia semoga dapat menambah wawasan kita dan semoga bermanfaat!!

Asal mula gunung Tangkuban Perahu (cerita rakyat dari Jawa Barat)

Menceritakan seorang laki-laki bernama Sangkuriang mencintai seorang perempuan bernama Dayang Sumbi, yang ternyata ibu kandungnya. Dayang Sumbi menolak ajakan menikah dari Sangkuriang, namun Sangkuriang terus memaksanya. Akhirnya Dayang Sumbi bersedia menjadi istri Sangkuriang, tetapi dengan syarat Sangkuriang dapat membuatkan telaga di puncak gunung, beserta perahunya, dalam waktu semalam sebelum ayam berkokok.

Ketika telaga hampir selesai (karena dibantu jin), Dayang Sumbi berdoa agar matahari cepat terbit dan ayam berkokok. Ternyata doa Dayang Sumbi dikabulkan. Mengetahui matahari terbit, para jin pekerja lalu menghilang sehingga telaga tidak selesai. Sangkuriang sangat marah kepada Dayang Sumbi, lalu menendang perahu sehingga perahu tertelungkup ke bumi. Perahu tersebut, kemudian menjadi sebuah gunung yang dinamakan Tangkuban Perahu.

Malin Kundang (cerita rakyat dari Sumatra Barat)

Menceritakan seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya bernama Malin Kundang. Mereka hidup miskin. Setelah Malin Kundang menginjak dewasa, ia merantau untuk bekerja agar kehidupannya lebih baik. Ibunya selalu mendoakan agar anaknya selalu sehat, selamat, dan mudah mencari rezeki.

Bertahun-tahun Malin Kundang tidak pulang ke rumah menemui ibunya, ternyata ia telah menikah dengan puteri seorang bangsawan yang kaya raya. Pada suatu hari Malin Kundang dengan isterinya naik kapal yang sangat bagus, kemudian mendarat di pantai dekat rumah ibunya.

Mengetahui anaknya datang ibunya sangat senang, segera memeluk erat Malin Kundang anaknya. Namun ternyata Malin Kundang tidak mengakui bahwa itu ibu kandungnya. Apalagi isterinya, berulangkali meludah di dekat ibunya dan menghina. Malin Kundang menendang ibunya sampai jatuh dan pingsan, kemudian ia naik kapal dan berlayar lagi.

Setelah ibu Malin Kundang sadar dari pingsannya, ia berdoa apabila suami isteri yang bersikap kasar tadi benar anak dan menantunya, agar mendapat balasan atas perlakuannya.

Tidak lama kemudian, cuaca yang sebelumnya cerah, berubah menjadi gelap gulita, hujan turun dengan lebat, petir menggelegar, dan ombak lautan sangat besar. Kapal yang ditumpangi Malin Kundang dan isterinya oleng dan pecah, kemudian tenggelam. Malin Kundang dan isterinya meninggal seketika. Menurut cerita, pecahan kapal dan Malin Kundang berubah menjadi batu.

Related Posts