Masyarakat Zaman Perundagian

Kehidupan sosial yang sudah mulai tertata dengan baik pada zaman manusia purba terjadi pada zaman Perundagian. Dimana pada zaman tersebut sistem pemerintahan pun yang disebut dengan sistem Primus Interperes sudah mulai diterapkan dalam kehidupan sosialnya. Zaman perundagian disebut juga dengan zaman logam. Zaman ini merupakan salah satu tahapan dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada zaman ini manusia sudah mampu membuat atau mengolah logam menjadi benda – benda yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Kebudayaan ini terpengaruh dari kebudayaan Dongson yang berasal dari Vietnam yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM. Pada zaman ini, manusia purba sudah memiliki kehidupan sosial yang rapih. Mereka sudah memiliki pembagian kerja yang jelas. Mereka juga memiliki sistem pemerintahan, yaitu dengan menggunakan sistem Primus Interperes.

Kehidupan ekonomi mereka juga sudah sedikit lebih maju. Pada zaman ini mereka sudah memiliki lahan yan tetap sebagai pertanian dan perkebunan. Sistem pengelolaan pertanian mereka pun dikerjakan dengan lebih baik dibandingkan zaman – zaman sebelumnya, meskipun masih menggunakan alata – alat dari bahan dasar batu – batuan.

Sistem Kepercayaan

Pada zaman perundagian telah dikenal sistem kepercayaan. Mereka memuja roh – roh para leluhur. Hal ini sama dengan kepercayaan pada zaman batu, tetapi yang membedakan adalah alat – alat pemujaan yang terbuat dari bahan dasar perunggu. Manusia purba pada masa ini melakukan sistem penguburan dengan menunjukan tingkatan sosial mereka. Orang – orang yang memiliki status sosial yang tinggi dimakamkan dengan upacara yang besar. Sedangkan orang – orang yang status sosialnya rendah dimakamkan tanpa upacara.

Mereka sering sekali melakukan upacara – upacara atau ritual untuk melancarkan mata pencaharian mereka, contohnya upacara khusus yang diadakan oleh masyarakat pantai. Mereka menyembah kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang dianggap sebagai pemberi kemakmuran bagi kehidupan mereka. Sementara itu, di daerah pedalaman atau pertanian, upacara yang dilakukan adalah berupa persembahan – persembahan hasil bumi dan pertanian kepada kekuatan yang dianggap sebagai penyokong kehidupan mereka.

Masyarakat yang hidup di zaman logam telah memiliki nilai – atau norma – norma sosial, sehingga mereka hidup dengan teratur. Selain itu, merek juga sudah terlibat, dengan kata lain telah berinteraksi dengan kebudayaan – kebudayaan asing. Hal ini bisa dilihat dari lukisan – lukisan yang ada pada alat – alat yang dibuat dari logam.

Logam yang digunakan untuk membuat alat – alat diolah dengan dua teknik, yaitu teknik bivalve (setangkap) dan taknik a cire perdue (cetakan lilin). Teknik bivalve adalah teknik mengolah logam dengan menggunakan dua cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dirapatkan. Pada cetakan tersebut diberi lubang pada bagian atasnya, kemudian logam cair dituangkan dari lubang tersebut. Apabila logam cair telah mendingin, cetakan tersebut dibuka sehingga logam tersebut membentuk benda yang diinginkan.

Teknik a cire perdue adalah teknik mengolah logam dengan menggunakan cetakan lilin. Pembuatan benda-benda dari bahan perunggu dimulai dengan membuat cetakan dari lilin yang berisi tanah liat. Pada bagaian atas cetakan lilin diberi lubang untuk memasuk cairl logam yang panas. Apabila cairan logam telah dimasukan, maka logam tersebut akan membeku dan membentuk benda yang diinginkan. Cetakan lilin ini hanya bisa digunakan sekali dan dapat dapat diberi hiasan atau motif sesuai dengan corak – corak tertentu.

Hasil Kebudayaan Zaman Perundagian

Zaman perundagian ini menghasilkan beberapa benda – benda yang terbuat dari bahan logam. Benda – benda ini ditemukan oleh para ahli yang menggali di kedalam tanah dan sebagian besar benda yang ditemukan adalah benda – benda yang diperuntukan sebagai upacara keagamaan.

Nekara

Nekara adalah benda seperti berumbung terbuat dari perunggu yang sisi atapnya tertutup dan memiliki pinggang oada bagian tengah. Benda ini memiliki pola – pola hias yang beraneka ragam, pola binatang, geometrik, pola tumbuhan, dan pola manusia. Nekara ini digunakan dalam upacara adat. Slaah satunya adalah berfungsi sebagai pemanggil hujan.

Kapak Corong

Kapak corong adalah kapak yang bagaian atasnya memiliki bentuk seperti corong. Benda ini memiliki ukuran yang beraneka ragam, ada yang kecil maupun besar. Kapak ini tidak hanya digunakan untuk memotonh tetapi juga sebagai benda – benda seni dan alat upacara keagamaan.

Perunggu

Zaman perundagian menghasilkan arca – arca yang terbuat dari logam perunggu. Arca adalah patung – patung yang dibentuk menyerupai hewan dan manusia. Arca – arca ini memiliki bentuk yang beragam dan diletakkan pada tempat – tempat ibadah untuk penyembahan.

Bejana

Bejana adalah alat yang berbentuk seperti gitar spanyol dan terbuat dari logam perunggu. Pada tubuh bejana banyak ditemukan hiasan – hiasan dengan pola – pola nayaman dan huruf – huruf.

Perhiasan

Pada masa ini manusia memiliki apresiasi seni yang sangat tinggi. Mereka telah bisa membuat perhiasan – perhiasan, seperti cincin, gelang tangan dan kaki, dan kalung. Perhiasan – perhiasan tersebut digunakan sebagai penunjuk strata sosial dan juga sebagai alat tukar. Biasanya, orang yang memiliki status sosial yang tinggi memilik perhiasan yang sangat banyak bahkan ketika meninggal pun mereka dimakamkan bersama perhiasan – perhiasan tersebut

Related Posts