Lemak trans adalah sejenis lemak nabati yang dibuat oleh proses industri, ditemukan dalam makanan ultra-olahan seperti kue kering, kue siap pakai, margarin, pizza beku, pasta instan, dan es krim.
Selain itu, lemak trans juga diproduksi secara alami di usus beberapa hewan dan karenanya juga terdapat dalam jumlah kecil pada makanan seperti daging sapi, keju, susu, dan mentega.
Lemak trans umumnya digunakan oleh industri untuk memperpanjang umur simpan, selain memberikan rasa dan tekstur yang enak pada makanan. Namun, konsumsi lemak trans meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, aterosklerosis, dan kanker.
Daftar makanan tinggi lemak trans
Tabel berikut menunjukkan jumlah lemak trans dalam setiap 100g beberapa makanan:
Makanan |
Lemak trans dalam 100 g makanan |
bungkus keripik kentang |
0,1 g |
sunda stroberi |
0,2 g |
kue coklat siap saji |
0,5g |
Margarin |
0,6g |
minyak kedelai olahan |
10,8g |
minyak kanola olahan |
27g |
lasagna beku |
0,2 g |
Kerupuk gandum |
0,2 g |
Popcorn microwave |
9.8g |
Pizza keju jenis makanan cepat saji |
0,3g |
Makanan alami, atau olahan ringan, seperti daging sapi, babi, keju, mentega, dan susu juga mengandung sedikit lemak trans.
jumlah yang disarankan
Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan bahwa konsumsi harian lemak trans harus mencapai 1% dari total nilai kalori makanan. Untuk diet 1800 kalori, asupan lemak trans harus mencapai 2 g, misalnya.
Bagaimana cara mengetahui apakah makanan mengandung lemak trans
Untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung lemak trans, Anda harus selalu memeriksa tabel informasi nutrisi produk tersebut. Lihat cara membaca label makanan.
Selain itu, penting juga untuk memeriksa daftar bahan makanan, mencari sinonim dari lemak trans, seperti lemak terhidrogenasi, pemendekan sayuran terhidrogenasi, minyak sayur terhidrogenasi sebagian atau lemak interesterifikasi.
Simak dalam video berikut ini cara membaca label makanan agar lebih sehat:
Mengapa lemak trans buruk bagi kesehatan Anda
Lemak trans buruk bagi kesehatan Anda karena meningkatkan resistensi insulin dan peradangan dalam tubuh.
Dengan demikian, konsumsi lemak trans meningkatkan kadar kolesterol “jahat”, LDL, sekaligus menurunkan kadar kolesterol “baik”, HDL, dalam darah, yang mendukung munculnya penyakit seperti stroke, aterosklerosis, serangan jantung, penyakit jantung koroner. 2 diabetes dan kanker.
Perbedaan antara lemak trans dan lemak jenuh
Lemak jenuh adalah jenis lemak yang, tidak seperti lemak trans, dapat ditemukan pada produk alami seperti daging sapi, telur, susu, kelapa, dan kacang-kacangan.
Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan juga dapat memudahkan munculnya penyakit seperti obesitas, serangan jantung, aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Namun, rekomendasi harian untuk lemak jenuh lebih tinggi daripada yang diindikasikan untuk lemak trans, hingga 10% dari total nilai kalori makanan.