Semua detail tentang prostatitis

Mengapa prostatitis terjadi?

Prostatitis adalah peradangan pada jaringan prostat yang disertai dengan gejala kencing tertentu (nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, demam, dll). Prostatitis dibagi menjadi dua kelompok besar menurut waktu kemunculannya: akut dan kronis, atau dua kelompok besar lainnya menurut asalnya: bakteri dan abakteri. Prostatitis yang paling umum adalah bakteri akut. Bakteri berjalan melalui urin dan saluran kemih untuk menghubungi prostat. Setelah kontak terjadi, bakteri menjajahnya, menghasilkan infeksi yang bisa menjadi serius jika tidak ditangani. Kuman yang paling sering pada prostatitis adalah bakteri E.Coli. Infeksi ini bermanifestasi dalam bentuk gejala saluran kemih seperti: nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, buang air kecil dan ingin lebih, munculnya demam tinggi disertai menggigil dan keluarnya darah dari air seni atau sperma. Gejala-gejala ini mungkin berbeda tergantung pada pasien.

Apa profil utama pasien yang biasanya menderita prostatitis?

Faktor predisposisi untuk menderita prostatitis adalah semua faktor yang mempengaruhi pengosongan kandung kemih dan jaringan prostat yang benar. Secara klasik telah dikaitkan dengan seks anal tanpa kondom dan kurangnya kebersihan karena hubungannya dengan kolonisasi oleh bakteri enteropatogenik (bakteri asal usus). Usia adalah faktor yang berhubungan langsung karena dari usia 35 adalah saat perubahan prostat yang paling substansial dimulai yang mengarah ke hiperplasia prostat jinak (peningkatan volume prostat), yang dapat menyebabkan masalah dalam pengosongan normal kandung kemih. Pada gilirannya, pertumbuhan ini menciptakan daerah prostat yang mudah dijajah oleh bakteri.

Bisakah prostatitis dicegah?

Ya, selama berkonsultasi dengan spesialis Urologi ketika perubahan dalam cara buang air kecil diketahui dan pemeriksaan rutin dilakukan. Spesialis urologi merekomendasikan untuk menghindari konsumsi alkohol, kafein dan iritasi lainnya bersama dengan menjaga kebersihan seksual yang baik. Indikasi ini bisa menjadi langkah awal untuk mencegah prostatitis.

Dalam jangka panjang, apakah prostatitis berhubungan dengan kanker prostat jika tidak ditangani dengan baik?

Tidak ada hubungan langsung yang terjalin. Namun, prostatitis menghancurkan jaringan prostat, untuk sementara meningkatkan kadar PSA (antigen spesifik prostat yang digunakan untuk mendeteksi risiko kanker prostat) dalam darah. Jika tes PSA dilakukan dekat dengan episode prostatitis, itu bisa menyesatkan, karena dapat disimpulkan bahwa pasien menderita kanker prostat padahal sebenarnya, ketika PSA diulang lagi beberapa bulan setelah prostatitis, itu telah menjadi normal. .

Related Posts